Penyusunan Tes berdasarkan Taksonomi Bloom

Dibawah ini merupakan penyusunan tes berdasarkan Taksonomi Bloom yang menyangkut tiga ranah atau domain sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif (cognitive domain)

            Ranah kognitif mencakup kegiatan otak. Menurut Bloom yaitu segala upaya yang menyangkut aktifitas otak termasuk ranah proses berfikir. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir yaitu:
a. Pengetahuan/ingatan/hafalan (knowledge)
            Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, atau rumus dan sebagainya (Sudijono, 2001:50). Dalam hal ini pengetahuan disebut juga dengan pengetahuan hafalan atau untuk diingat.
            Soal ingatan adalah pertanyaan yang jawabannya dapat dicari dengan mudah pada buku atau catatan. Pertanyaan ingatan biasanya dimulai dengan kata-kata mendeskripsikan, mengidentifikasikan, menjodohkan, menyebutkan dan menyatakan (Arikunto, 2003:155).  Tes yang paling banyak dipakai untuk mengungkapkan aspek pengetahuan adalah tipe melengkapi, tipe isian dan tipe benar salah.

b. Pemahaman (comprehension)
            Pada jenjang ini siswa diharapkan tidak hanya mengetahui, mengingat tetapi juga harus mengerti. Memahami berarti mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi dengan kata lain siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri (Sudijono, 2001:50).
Pemahaman dibedakan ke dalam tiga kategori menurut Sudjana (2006:....)
Ø    Pemahaman terendah adalah pemahaman terjemahan.
Ø    Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
Ø    Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ini seseorang diharapkan mampu melihat di balik yang tertulis..

c. Aplikasi/Penerapan (application)
            Aplikasi adalah pemakaian hal-hal abstrak dalam situasi konkret. Hal-hal abstrak tersebut dapat berupa ide umum, aturan atau prosedur, metode umum dan juga dalam bentuk prinsip, ide dan teori secara teknis yang harus diingat dan diterapkan (http://prasastie.multiply.com/journal/item/47).
            Sementara itu menurut Arikunto (2003:156) soal aplikasi adalah soal yang mengukur kemampuan siswa dalam mengaplikasikan (menerapkan) pengetahuannya untuk memecahkan masalah sehari-hari atau persoalan yang dikarang sendiri oleh penyusun soal dan bukan keterangan yang terdapat dalam pelajaran yang dicatat. 

Mengetes Aplikasi   

            Bloom membedakan delapan tipe aplikasi dalam rangka menyusun item tes tentang aplikasi (Sudjana, 2006:......)
·      Dapat menetapkan prinsip atau generalisasi yang sesuai untuk situasi baru yang dihadapi.
·      Dapat menyusun kembali masalahnya sehingga dapat menetapkan prinsip atau generalisasi mana yang sesuai.
·      Dapat memberikan spesifikasi batas-batas relevansi suatu prinsip atau generalisasi.
·      Dapat mengenali hal-hal khusus yang terpampang dari prinsip dan generalisasi.
·      Dapat menjelaskan suatu gejala baru berdasarkan prinsip dan generalisasi tertentu.
·      Dapat meramalkan sesuatu yang akan terjadi berdasarkan prinsip dan generalisasi tertentu.
·      Dapat menentukan tindakan atau keputusan tertentu dalam menghadapi situasi baru dengan menggunakan prinsip dan generalisasi yang relevan.
·      Dapat menjelaskan alasan menggunakan prinsip dan generalisasi bagi situasi baru yang dihadapi.

d. Analisis (analysis)
            Analisis adalah suatu kemampuan peserta didik untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil atau merinci faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya (Sudijono, 2001:51).
Mengetes kecakapan Analisis  
            Menurut Sudjana (2006:....) untuk membuat item tes kecakapan analisis perlu mengenal berbagai kecakapan yang termasuk klasifikasi analisis, yakni:
·        Dapat mengklasifikasikan kata-kata, frase-frase atau pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan kriteria tertentu.
·        Dapat meramalkan sifat-sifat khusus tertentu yang tidak disebutkan secara jelas.
·        Dapat meramalkan kualitas, asumsi, atau kondisi yang implisit atau yang perlu ada berdasarkan kriteria dan hubungan materinya.
·        Dapat mengetengahkan pola, tata atau pengaturan materi dengan menggunakan kriteria seperti relevansi, sebab-akibat dan peruntutan.
·        Dapat mengenal organisasi, prinsip-prinsip organisasi dan pola-pola materi yang dihadapi.
·        Dapat meramalkan sudut pandang, kerangka acuan dan tujuan materi yang dihadapinya.

e. Sintesis (synthesis)
            Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh atau sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjadi suatu proses yang berstruktur atau berbentuk pola baru (Sudijono, 2001:51).
Mengetes kecakapan sintesis 
            Kecakapan sintesis dibagi ke dalam beberapa tipe, sebagai berikut:
§       Kemampuan mengkomunikasikan gagasan, perasaan dan pengalaman dalam bentuk tulisan.
§       Kemampuan menyusun rencana atau langkah-langkah operasi dari suatu tugas atau problem yang diketengahkan.
§       Kemampuan mengabstraksikan sejumlah besar gejala, data dan hasil observasi menjadi terarah, skema, model, hipotesis.
            Penyusunan soal dalam bentuk sintesis, pertanyaan-pertanyaannya disusun dengan baik sehingga meminta siswa untuk menggabungkan atau menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan struktur yang baru. Soal sintesis yaitu menyimpulkan, mengkategorikan, mengkombinasikan, mengarang, membuat disain, mengorganisasikan, menghubungkan, membuat rencana dan menciptakan (Sudjana, 2006:.....).

f. Penilaian (evaluation)
      Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide. Soal evaluasi adalah soal yang berhubungan dengan menilai, mengambil kesimpulan, membandingkan, mengkritik, membedakan, menerangkan, memutuskan dan menafsirkan.
Mengetes kecakapan evaluasi
            Untuk mengetes kecakapan evaluasi seseorang setidak-tidaknya dapat dikategorikan kedalam enam tipe:
§         Dapat memberikan evaluasi tentang ketepatan suatu karya atau dokumen.
§         Dapat memberikan evaluasi satu sama lain antara asumsi, evidensi, dan kesimpulan.
§         Dapat memahami nilai serta sudut pandang yang dipakai orang dalam mengambil suatu keputusan.
§         Dapat mengevaluasi suatu karya dengan membandingkannya dengan karya lain yang relevan.
§         Dapat mengevaluasi suatu karya dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan.
§         Dapat memberikan evaluasi tentang suatu karya dengan menggunakan sejumlah kriteria yang eksplisit.

2. Ranah Afektif (afektive domain)
            Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
Beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar:
a. Menerima (Receiving)
            Menerima artinya kemauan untuk memperlihatkan suatu kegiatan atau menerima merupakan kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa dalam bentuk situasi. Salah satu yang termasuk jenjang ini ialah kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan rangsangan dari luar.

b. Menanggapi (Responding)
            Menanggapi yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. Peserta didik cukup berkomitmen untuk menunjukkan perilaku bahwa ia bersedia untuk merespon bukan karena takut atau hukuman, namun karena dirinya sendiri atau secara sukarela.

c. Penilaian (Valuing)
Konsep nilai yang abstrak ini sebagian merupakan hasil dari penilaian (valuing) atau asesmen (assessment) dan juga merupakan hasil sosial yang perlahan-lahan telah terserap dalam diri siswa (internalized) atau diterima dan digunakan siswa sebagai kriteria untuk melakukan penilaian. Unsur utama yang terdapat pada perilaku dalam melakukan penilaian adalah bahwa perilaku tersebut dimotivasi, bukan oleh keinginan untuk menjadi siswa yang patuh, namun oleh komitmen terhadap nilai yang mendasari munculnya perilaku.

d. Mengorganisasikan (Organization)
             Mengorganisasikan adalah pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

e. Karakteristik nilai/menjadikan pola hidup (Characteriszation by a value)
            karakteristik nilai ialah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.

3. Ranah Psikomotor
            Ranah psikomotor adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas otak, fisik, atau gerakan-gerakan anggota badan. Hasil belajar yang bersifat psikomotoris adalah keterampilan-keterampilan gerak tertentu yang diperoleh setelah mengalami peristiwa belajar. keterampilan gerak tersebut senantiasa dikaitkan dengan gerak keterampilan atau penampilan yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Penilaian hasil belajar dengan alat tes yang berupa tes perbuatan. Penilaian terhadap aspek perbuatan tersebut menuntut kita untuk bertindak dan bersikap teliti terhadap tiap jenis penampilan siswa. Karena sifatnya yang kompleks penilaian ranah psikomotor sebaiknya dilakukan dalam proses, yaitu sewaktu pengajaran masih belangsung (Nurgiyantoro, 2001:330-331)

2. Penyusunan Tes berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
            Pada dasarnya penyusunan tes berdasarkan KTSP hampir sama dengan penyusunan tes berdasarkan Taksonomi Bloom. Hanya saja terdapat pengembangan sesuai dengan tujuan kurikulum tersebut. Penyusunan tes dalam KTSP didasarkan pada kompetensi dan indikator kompetensi yang akan dicapai.

Berikut akan dipaparkan mengenai penjelasan aspek-aspek tersebut:

No.
Aspek
Kompetensi
Indikator Kompetensi
1.
Kognitif
Pengetahuan (Knowledge)

Pemahaman (Comprehension)


Penerapan (Application)


Analisis (Analysis)

Sintesis (Synthesis)


Evaluasi (Evaluation)
Menyebutkan, menuliskan, menyatakan, mengurutkan, mengidentifikasi, mendefinisi, mencocokkan, memberi nama, memberi tabel, melukiskan.
Mengubah, menerjemahkan, menggeneralisasikan, menguraikan, merangkum, membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat, menjelaskan, membuat parafrase, meramalkan.
Mengoperasikan, mengubah, menghasilkan, mengatasi, menggunakan, menunjukkan, mempersiapkan, menghitung, menemukan, memodifikasi, meramalkan, menghubungkan, memecahkan.
Menguraikan, membagi-bagi, memilih, memerinci, menyimpulkan, menghubungkan, memisahkan.
Mengkategorisasikan, mengkombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, merencanakan, menulis kembali, meringkas, menceritakan.
Mengkritis, menafsirkan, memberikan evaluasi, membandingkan, membenarkan, memutuskan, meringkas, menyokong, menghubungkan, menjelaskan.

2.
Afektif
Penerimaan (Receiving)
Menanggapi (Responding)
Penanaman nilai (Valuing)
Pengorganisasian (Organisation)
Karakteristik (Characterization)
Pengamatan (Observing)
Mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya, menjawab, menggunakan, mengidentifikasi.
Konfirmasi, menjawab, membaca, membantu, melaksanakan, melaporkan, dan menampilkan.
Mengundang, melibatkan, mengusulkan dan melakukan.
Menyusun, menyatukan, menghubungkan, mempengaruhi.
Menggunakan nilai-nilai sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai yang sudah diyakini.
Mengamati proses, memberi perhatian pada tahap-tahap sebuah perbuatan dan sebuah artikulasi.
3.
Psikomotor
Peniruan (Imitation)

Pembiasaan (Practicing)
Penyesuaian (Adapting)
Melatih, mengubah, membangun kembali sebuah struktur dan menggunakan sebuah model.
Mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.
Menyesuaikan model, mengembangkan model dan menerapkan model.

Referensi :

Burhan Nurgiyantoro, 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
DR. Nana Sudjana, 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Prof. Drs. Anas Sudijono, 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

2 comments for "Penyusunan Tes berdasarkan Taksonomi Bloom"

  1. . rUbrik penskoran aplikasi na ada gag ya ?

    ReplyDelete
  2. :(( untuk saat ini selum ada. mudah2an dilaen waktu

    ReplyDelete

Penulis
Pendidikan
1. S1 BK (STKIPMPL)
2. S2 BK (Unnes)