Panuntun merupakan mahasiswa prodi Manajemen Ekonomi di
perguruan tinggi swasta di kabupaten pringsewu Lampung. Panuntun mengalami kecemasan untuk mengikuti
mata kuliah, karena dia mengaggap jika ia menyelesaikan studi S1 pada
prodi Manajemen Ekonomi, maka ia mungkin
tidak bisa mendapatkan pekerjaan idaman yang digambarkannya dalam dunia
kualitasnya,. Maka seringkali Panuntun merasakan keengganan untuk berankat
kuliah, dan tak jarang dia harus membolos kuliah karena kecemasananya ini. Oleh
karena itulah, Panuntun memutuskan untuk menemui konselor.
KONSELING
Konselor bersama dengan Panuntun (klien) mengembangkan
sebuah rencana yang bertujuan untuk memfokuskan pada komponen terhadap tindakan
dari keseluruhan perilaku klien yang berdampak terhadap komponen berpikirnya.
Konselor mengupayakan klien untuk mengutarakan kecemasannyya dan konselor
memberikan kesepakatan dengan klien untuk membuat rencana supaya klien ketika
sedang mengikuti kuliah dan merasakan kecemasannya mulai muncul, maka klien
untuk sementara waktu izin keluar kelas dan mencari suasana yang menyenangkan
disekitar kampus, bisa ditaman, atau aula yang kosong, dan setelah beberapa
waktu klien kembali lagi ke kelas.
Klien harus komitmen untuk menjalankan rencana tersebut.
karena komitmen yang kuat akan meningkatkan kemungkinan pelaksanaan yang kuat
pula. Salah satu kunci perasaan memiliki control adalah kemampuan untuk membuat
dan melaksanakannya. Selanjutnya konselor memuji klien yang berhasil
melaksanakan rencananya, karena setiap jenis pernyataan negatif dari konselor
dianggap sebagai hukuman. Dan hukuman berdampak melemahkan keterlibatan klien
dengan konselor dan menguatkan identitas kegagalannya.
Setelah itu klien dieksplorasi keberhasilan intervensi yang sudah diberikan tersebut. apakah ia dapat melakukannya untuk waktu yang lebih lama. Semua itu untuk membuat perubahan klien. Klien dapat mengubah gambaran-gambaran perfeksionis self-defeating dalam dunia kualitasnya. Dimana klien akan mendapatkan gambaran yang lebih realisti terhadap persayaratan kerja dan kemampuannya sebagai calon pekerja. Klien diharapkan mampu mengimplementasikan rencana tersebut dengan hasil perilaku perasaan bahwa dia berhenti mengalami kecemasan.
Post a Comment for "Studi Kasus : Pendekatan Realitas"
Penulis
Pendidikan
1. S1 BK (STKIPMPL)
2. S2 BK (Unnes)