Perjalanan
kerja kelompok dimulai pada tahun 1900, dimana dalam pelaksanaannya kerja
kelompok telah dilakukan dalam menghadapi berbagai kepentingan fungsional dan
pragmatis. Sebagian besar kelompok terdiri dari banyak anggota yang didalamnya
menekankan pada upaya memberikan berbagai informasi. Para pekerja sosial dan
dokter menggunakan struktur kelompok untuk membantu individu mendapatkan
informasi dan ilmu mengenai diri sendiri dan orang lain (Shafter & Galinsky
dalam Gladding 1995). Perkembangan kerja kelompok selanjutnya pada tahun 1907,
Jesse B.Davis mengembangkan kerja kelompok di sekolah untuk bimbingan kejuruan
dan moral (Glanz &Hayes dalam Glading, 1995)
.
Memasuki
tahap selanjutnya, setelah kematian Frank Parson pada tahun 1908, konselor
mulai menggunakan kerja kelompok sebagai suatu cara dalam memberikan suatu
informasi dan memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan. Kerja kelompok
dalam bentuk bimbingan kelompok berakar pada bimbingan jabatan. Sejak awal
perkembangan bimbingan kelompok di Amerika serikat, ketika George Boyden pada
tahun 1912 memperkenalkan suatu pelajaran yang berkenaan dengan informasi
jabatan pada siswa sekolah menengah atau di Beauport, Connecticut dalam suasana
kelas. Pemberian informasi jabatan yang dilaksanakan pada setting kelas yang
dikembangkan Boyden itu bersifat instruksional dan menggunakan teknik-teknik
serta prinsip-prinsip dinamika kelompok secara sistematis. Pada saat itu
bimbingan kelompok mulai terbentuk secara formal.
Memasuki
tahun 1930-an dan awal tahun 1940-an, pelaksanaan bimbingan kelompok di sekolah
dipusatkan pada tema-tema Pribadi dan Kejuruan. Pada awalnya pelaksanaan
kegiatan bimbingan kelompok adalah tanggungjawab dari guru kelas, yaitu untuk
mengembangkan hubungan yang bersahabat, untuk menemukan kemampuan dan
kebutuhan, dan untuk membentuk tingkah laku yang baik di sekolah, di rumah dan
di masyarakat (Strange dalam Glading,1995). Kemudian dilanjutkan dengan
berkembangnya pendidikan di AS yang terpengaruh oleh gerakan dinamika kelompok
yang dipelopori oleh Kurt Lewin. Pada saat itulah, gerakan bimbingan kelompok
dan bimbingan jabatan dipengaruhi oleh prinsip-prinsip dinamika kelompok
melalui kegiatan bimbingan di dalam kelas. Dalam keadaan ini bimbingan kelompok
AS cenderung mengarah ke bimbingan jabatan. Siswa diajar membuat keputusan
dalam masalah karir. Pada saat itu sifat bimbingan kelompok sama seperti
pelajaran dalam kelas biasa. Kadang-kadang siswa diberi nilai ketika mengikuti
pelaksanaan bimbingan kelompok tersebut.
Oleh
karena itu dirasakan bahwa bimbingan kelompok masih menemui kegagalan. Akan
tetapi dengan dinamika kelompok maka kegiatan kelas biasa menjadi lebih
berhasil. Dengan demikian pengaruh prinsip-rpinsip dinamika kelompok dalam
pendidikan di sekolah memberikan hasil positif ditinjau dari keberhasilan
belajar siswa, namun disisi lain menyebabkan program bimbingan kelompok menjadi
gagal. Keadaan itu menyebabkan ahli bimbingan kelompok berusaha mengembangkan
suatu pendekatan yang cocok dan efektif untuk menyelenggarakan bimbingan
kelompok. Gerakan itu banyak dipengaruhi oleh konseling perilaku dan gerakan
latihan keterampilan. Latihan keterampilan dalam hal ihni adalah latihan
keterampilan bertindak,seperti:
a.
Berani bertindak tegas;
b.
Berkomunikasi dengan baik;
c.
Memecahkan masalah dengan baik dan
tepat.
Dengan
adanya gerakan ini, diharapkan dapat membawa perkembangan yang mampu mendorong
para ahli untuk mengembangkan konsep bimbingan kelompok menjadi konseling
kelompok. R.D.Allen (dalam Gladding,1995) menggunakan bentuk konseling kelompok
pada saat yang hampir bersamaan dimana Moreno menggunakan terapi kelompok.
Dengan demikian upaya bantuan yang diberikan dalam bimbingan kelompok cenderung
menjadi upaya konseling kepada individu-individu dalam kelompok. Hingga
akhirnya pada akhir 1950 bimbingan kelompok digantikan dengan konseling
kelompok sebagai salah satu cara utama membawa perubahan tingkah laku, terutama
dalam latar belakang pendidikan (Gazda dalam Gladding 1995).
Pelayanan
bantuan dan pemberian informasi dalam kelompok dengan proses-proses yang
dibentuk dalam setting kelompok pada gilirannya lebih memperhatikan kepentingan
individu yang membutuhkan bantuan secara khusus. Bimbingan kelompok pada
akhirnya menjadi lebih diartikan sebagai bantuan kepada individu dengan segala
kepentingan,kebutuhan dan permasalahannya. Upaya bantuan yang diberikan dalam
bimbingan kelompok itu cenderung menjadi upaya konseling kepada
individu-individu anggota kelompok. Bimbingan kelompok berkembang menjadi
konseling kelompok, yang pada tahun 1960 menjadi sangat populer bersamaan
dengan psikoterapi. Pada tahun 1970 banyak dilakukan penelitian dan
pengembangan konseling kelompok, seperti dilakukan oleh Irwin Yalom,
Gazda,Liberman,Elliot dsb. Pada tahun 1980, popularitas terhadap pelaksanaan
dari konseling kelompok mulai ditingkatkan, teori dan praktik terus diperbaiki demi
kesempurnaan dari konseling kelompok.
Kemudian
pada awal tahun 1980, AGPA (American Group Psychotherapy Association) mulai
mempublikasikan teori sistem untuk digunakan dalam kelompok. Gazda (dalam
Gladding 1995) menawarkan” konseling kelompok perkembangan” dengan populasi
ganda untuk mengajarkan dasar-dasar keterampilan hidup. Pada akhir tahun 1980,
kerja kelompok dikenal sebagai sebuah alat yang berharga dalam membantu
individu dalam latar belakang yang beragam. Pada tahun 1990 sampai sekarang
konseling kelompok terus mengalami perkembangan yang signifikan : Sejumlah buku
baru diterbitkan; Konseling kelompok ditingkatkan penggunaannnya di
sekolah,terutama sebagai salah satu cara mempengaruhi kemajuan pendidikkan dan
kemampuan sosial. Pada tahun 1990, ASGW (Assosiation for Specialists in Group
Work) menyetujui dan menerbitkan standar profesional untuk melatih para pemberi
bantuan secara kelompok, termasuk didalamnya adalah adalah konseling kelompok
(Gladding,1995). Dengan demikian maka konseling kelompok mulai
mengalami suatu kemajuan dan perkembangan yang signifikan dalam pelaksanaannya.
Sumber
Gladding, S.T.
1995. Group Work: A Counseling Specialty. Englewood
Cliffs, New Jersey:
Prentice Hall
Post a Comment for "Perkembangan kerja kelompok sejak tahun 1900"
Penulis
Pendidikan
1. S1 BK (STKIPMPL)
2. S2 BK (Unnes)