Pembahasan kali ini bertema tentang Pemimpin Kelompok yang efektif dalam setting kerja kelompok (bimbingan atau konseling kelompok) :
Pemimpin
kelompok yang
efektif harus menyadari adanya kekuatan dan potensi kelompok. Pemimpin kelompok harus
merencanakan keberlangsungan kegiatan dan harus peka terhadap tahap pembangunan mental kelompok. Dilengkapi dengan pengetahuan maka pemimpin
kelompok dapat memanfaatkan keterampilan yang
sesuai untuk membantu anggota kelompok dalam mengembangkan potensi
mereka sepenuhnya (Gladding, 1994). Persiapan matang dan
strategis intervensi meningkatkan kemungkinan
menjalankan konseling yang kelompok
lancar dan efektif.
Selain
preplanning, pemimpin konseling kelompok yang efektif dapat membangung kelompok melalui lima tahap
yakni ketergantungan,
konflik, kohesi, saling ketergantungan, dan penghentian. Tahapan ini sering
disebut "membentuk, menyerbu, norming, pertunjukan, dan menangguhkan
(Tuckman & Jensen, 1977). Pembentukan secara
bertahap dalam kelompok dapat memberikan konselor suatu kesempatan untuk menyusun atau
memanfaatkan intervensi kepemimpinan yang sesuai.
Tahap Kelompok
pertama adalah "ketergantungan" atau membentuk. Di
saat ini, anggota kelompok tidak yakin diri mereka sendiri
dan melihat kepada para pemimpin mereka atau orang
lain untuk arah. Proses ini memberikan anggota
kesempatan untuk menjelajahi siapa mereka dalam kelompok dan untuk memulai membangun kepercayaan. Tahap kedua di grup
konseling adalah "konflik", atau menyerbu. Ini
mungkin terang-terangan ataunrahasia. Jenis dan
jumlah konflik yang dihasilkan berkaitan dengan
berapa banyak perebutan posisi terjadi di kelompok.
Tahap ketiga
berfokus pada "kohesi," atau norming, yang dapat
didefinisikan sebagai semangat "weness." Di
dalamnya, anggota menjadi lebih dekat secara
psikologis dan lebih santai. Semua orang merasa termasuk
dalam kelompok dan berbagi produktif mulai terjadi.
Pada tahap keempat, melakukan, pekerjaan utama dari kelompok dimulai. Interdependensi berkembang. Sehingga anggota
kelompok mampu mengasumsikan berbagai peran konstruktif dan bekerja pada masalah-masalah pribadi. Tingkat kenyamanan
dalam kelompok meningkat juga. Ini adalah prime
time pemecahan masalah. Ini menempati sekitar 50%
dari waktu kelompok khas. Final
panggung, menangguhkan kesepakatan dengan terminasi. Masalah kerugian di memisahkan dari kelompok dibangkitkan.
panggung, menangguhkan kesepakatan dengan terminasi. Masalah kerugian di memisahkan dari kelompok dibangkitkan.
Pemimpin kelompok
yang efektif perlu menggunakan berbagai keterampilan interpersonal (Corey
& Corey, 1992). Di antara yang paling penting dari ini
adalah:
a)
Mendengarkan secara
aktif, di mana para pemimpin peka terhadap bahasa, nada, dan nonverbal gerakan
anggota.
b)
Menghubungkan,
di mana para pemimpin membantu anggota mengenali kesamaan mereka
c)
Blocking, di mana para
pemimpin menjaga anggota fokus dari
mengganggu kelompok dengan baik mengarahkan mereka atau
mencegah mereka dari memonopoli percakapan, dan
d)
Meringkas, di mana para pemimpin membantu
anggota menjadi menyadari apa
yang telah terjadi dan bagaimana kelompok dan yang anggota
telah berubah.
Sumbernye :
Sumbernye :
Gladding, S.T. 1995. Group Work: A Counseling Specialty. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall
Post a Comment for "Pemimpin kelompok yang efektif dalam kerja kelompok"
Penulis
Pendidikan
1. S1 BK (STKIPMPL)
2. S2 BK (Unnes)