Penggunaan pendekatan teori social-learning dalam pemilihan karier
telah dipelopori oleh Krumboltz, Mitchell, dan Gelatt (1975). Teori ini
merupakan upaya untuk menyederhanakan proses pemilihan karier, terutama
didasarkan atas peristiwa-peristiwa kehidupan yang berpengaruh terhadap
penentuan pilihan karier. Dalam teori ini, proses perkembangan karier
melibatkan empat faktor yaitu: (1) warisan genetic dan kemampuan khusus,
(2) kondisi dan peristiwa lingkungan, (3) pengalaman belajar, dan (4)
keterampilan pendekatan tugas.
Warisan genetik dan kemampuan khusus mencakup sejumlah kualitas bawaan yang dapat membatasi kesempatan karier individu.
Kondisi dan peristiwa lingkungan dipandang sebagai faktor yang
berpengaruh yang sering kali berada di luar control individu.
Peristiwa-peristiwa dan keadaan tertentu di dalam lingkungan individu
mempengaruhi perkembangan keterampilan, kegiatan, dan pilihan karier.
Faktor ketiga, pengalaman belajar, mencakup pengalaman belajar
instrumental dan asosiatif. Pengalaman belajar instrumental adalah yang
dipelajari individu melalui reaksi terhadap konsekuensi, tindakan yang
hasilnya dapat langsung teramati, dan melalui reaksi orang lain.
Konsekuensi kegiatan belajar dan pengaruhnya terhadap perencanaan dan
perkembangan karier ditentukan terutama oleh reinforcement atau
nonreinforcement kegiatan tersebut, warisan genetic individu, kemampuan
dan keterampilan khususnya, dan tugas pekerjaan itu sendiri. Pengalaman
belajar asosiatif mencakup reaksi negative dan positif terhadap pasangan
situasi yang sebelumnya bersifat netral. Misalnya, pernyataan”semua
politisi tidak jujur” dan “semua banker kaya” berpengaruh terhadap
persepsi individu tentang okupasi ini. Asosiasi seperti ini dapat juga
dipelajari melalui observasi, bacaan, dan film.
Faktor keempat, keterampilan pendekatan tugas (tasks approach
skills), mencakup keterampilan-keterampilan yang sudah dikembangkan oleh
individu, seperti keterampilan problem-solving, kebiasaan kerja, mental
sets, respon emosional, dan respon kognitif. Keterampilan-keterampilan
ini menentukan hasil masalah dan tugas yang dihadapi oleh individu.
Tasks approach skills sering kali termodifikasi akibat pengalaman yang
bagus maupun jelek.
Krumboltz et al. menekankan bahwa pengalaman belajar yang unik dari
masing-masing individu selama hidupnya menyebabkan berkembangnya
pengaruh-pengaruh primer yang mengarahkan pilihan kariernya. Pengaruh
tersebut mencakup:
(1) Penggeneralisasian self berdasarkan pengalaman dan kinerja yang terkait dengan standar yang dipelajari,(2) Keterampilan yang dipergunakan dalam menghadapi lingkungan, dan
(3) Perilaku memasuki karier seperti melamar pekerjaan atau memilih lembaga pendidikan atau pelatihan.
Pembentukan keyakinan dan generalisasi individu merupakan hal yang
sangat penting dalam model social-learning. Peranan konselor adalah
menelusuri asumsi-asumsi dan keyakinan individu dan mengeksplorasi
alternative keyakinan dan tindakan yang perlu dilakukan. Membantu
individu memahami sepenuhnya validitas keyakinan individu merupakan
komponen utama model social-learning. Secara spesifik, konselor
sebaiknya berusaha mengatasi masalah-masalah berikut:
- Individu mungkin tidak dapat mengakui bahwa masalah yang dihadapinya dapat diatasi (mereka berasumsi bahwa sebagian besar masalah merupakan bagian dari kehidupan yang normal dan tidak dapat diatasi).
- Individu mungkin tidak dapat melakukan upaya yang dibutuhkan untuk membuat keputusan atau memecahkan masalah (mereka tidak banyak berusaha mengeksplorasi alternatif).
- Individu mungkin tidak menyadari adanya alternative yang memuaskan (mereka melakukan overgeneralisasi asumsi yang salah).
- Individu mungkin memilih alternative yang buruk atau alas an yang tidak tepat (individu tidak mampu mengevaluasi karier secara realistic karena keyakinan yang salah dan ekspektasi yang tidak relistik).
- Individu mungkin mengalami kekecewaan dan kecemasan akibat persepsi bahwa mereka tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkannya (tujuannya mungkin tidak realistik atau konflik dengan tujuan lain).
- Pembuatan keputusan karier merupakan keterampilan yang dipelajari.
- Individu yang mengaku telah melakukan pilihan karier memerlukan bantuan juga (pilihan kariernya mungkin telah dilakukan berdasarkan informasi yang tidak akurat dan alternative yang keliru).
- Keberhasilan diukur berdasarkan keterampilan yang telah ditunjukkan mahasiswa dalam membuat keputusan (diperlukan evaluasi terhadap keterampilan membuat keputusan).
- Klien berasal dari berbagai macam kelompok.
- Klien tidak usah merasa bersalah jika mereka tidak yakin tentang karier apa yang harus dimasukinya.
- Tidak ada satu okupasi yang dapat dipandang tepat untuk semua orang.
Sumber : E. L Herr dan S. H. Cramer, Career Guidance and Counseling Through the Life-Span : Systematic Approaches edisi ke-5 (1996, hlm. 208)
Post a Comment for "Teori bimbingan karir : Pengambilan Keputusan Karier Krumboltz"
Penulis
Pendidikan
1. S1 BK (STKIPMPL)
2. S2 BK (Unnes)