Kata pengantar dari penulis blog : saya tidak meyakini bahwa teori ini adalah kebenaran yang bisa diperatanggunjawabkan, karena sebuah teori itu ada melalui sekumpulan asumsi-asumsi, sedangkan asumsi itu terlahir dari akal manusia, bukankah akal manusia itu terbatas? sekedar berbagai saja, semoga bermanfaat.
Biografi Jung
Pada juli 1875, Carl Gustav Jung lahir di Kesswil, sebuah
desa kecil di tepi danau Constance di timur laut swiss. Ia adalah satu-satunya
anak laki-laki yang masih hidup dari ayahnya yang sebelumnya kehilangan dua
anak laki-laki ketika keduanya masih bayi. Jung adalah seorang anak yang
introver, sensitif, suka menyendiri dan kesepian. Orang tuanya, Paul dan Emilie
memiliki perkawinan yang penuh masalah dan pada tahun 1978 mereka sementara
berpisah dan ibunya menghabiskan waktu beberapa lama di rumah sakit mental.
Selama masa kanak-kanaknya, Jung mewarisi invalidisme
depresif dan liah kritis ibunya. Akan tetapi ia juga mengaguminya dan dapat menikmati persahabatan dengan
ibunya dan masakan ibunya. Jung harus menghadapi iritabilitas ayahnya, yang
sebagian berkaitan dengan penyiksaannya akibat keyakinan religiusnya.
Bagaimanapun, dalam autobiografi yang dikomilasi pada akhir masa hidupnya, Jung
(1961) menyebutnya “ayah yang penyayang dan murah hati”, yang tidak pernah
bersikap seperti tiran terhadapnya.
Mimpi terawal yang diingat Jung adalah ketika ia berumur
antara 3-4 tahun. Ia memiliki kehidupan batiniah berupa mimpi, khayal dan
pikiran yang kaya tentang dunia. Pada umur 10 tahun, di ujung penggarisnya Jung
mengukir makenin yang panjangnya sekitar 2 inci yang mengenakan mantel panjang,
topi tinggi dan sepatu bot hitam mengkilat. Ia meletakkan makenin itu dan
sebutir batu hitam lonjong yang diambil dari sungai Rhine dalam sebuah kotak
dan membawanya ke lonteng. Setiap kali Jung merasa terluka atau stress, ia akan
memikirkan tentang makenin itu dan, dari waktu ke waktu ia mengunjunginya di
loteng yang terlarang, Jung menganggap episode makenin yang berlangsung sekitar
satu tahun, sebagai penutup masa kanak-kanaknya.
Jung pernah mengalami periode fainting spells (sering
pingsan sebentar) yang berkaitan dengan sekolah. Ia juga melihat dirinya
sebagai dua orang yang berbeda; anak sekolah yang kurang cerdas, yang bekerja
lebih keras dan lebih sopan dibanding banyak anak laki-laki lain, dan seorang
laki-laki tua yang tidak mempercayai manusia tetapi dekat dengan alam, mimpi
dan apa yang dilakukan Tuhan melalui dirinya. Dalam realitas, Jung adalah
seorang siswa yang sangat cerdas, pada tahun 1895 lulus ujian akhir di Gimnasium
dan masuk ke University of Basel Medical School. Selama kuliah kedokteran, jung
mengalami kekhawatiran keuangan, yang sebagian disebabkan oleh kamatian ayahnya
pada tahun 1896. Pada 1900, ia diwisuda sebagai lulusan terbaik dari fakultas
kedokteran. Tesis kedokterannya adalah tentang landasan psikologis okultisme
(ilmu ghaib).
Pada tahun 1902, ia menghabiskan waktu beberapa bukan
untuk belajar di Salpetiere Hospital di Paris dengan psikiater ternama, Piere
Janet. Disamping itu, Jung juga mengembangkan hubungan dengan Freud dan menjadi
menonjol dalam gerakan psikoanalitik. Setelah putus hubungan dengan Freud, Jung
mengalami krisi paruh-baya berat yang berlangsung antara tahun 1913-1918 yang
membawanua ke tabir kegilaan.
Selama menjalani sebagian periode ketidakpastian
dan disorientasi batin ini ia masih tetap menemui pasien. Ia mengembangkan ide
tentang ketidaksadaran kolektif selama periode konfrontasinua dengan
ketidaksadarannya sendiri.
Jung sangat menyukai perempuan, yang memainkan perean
krusial sepanjang hidupnya. Pada 1903 ia menikai seorang perempuan kaya bernama
Emma Rauschenbach. Meskipun sudah
beristri namun Jung sering mengalami ketertarikan kepada perempuan lain, dan
diduga terlibat hubungan intim dengan salah seorang pasiennya atau lebih, seperti
Sabina Spielrein, meskipun hal ini tidak pernah terbukti. Seorang pasien Toni
Wolff, mampu menjadi penenang istimewanya selama periode nyaris-psikotiknya.
Setelah Jung merasa lebih normal, ia melanjutkan praktik swastanya yang
dianggap sebagai sumber informasi yang berharga untuk memahami psike.
Jung terlibat di berbagai macam kegiatan ilmiah. Ia juga
melaksanakan kerja lapangan, dengan mengunjungi Afrika Utara, Kenya dan Uganda,
kepulauan Pueblo di Amerika Utara dan India. Jung sangat tertarik dengan keberadaan
dan universalitas berbagai mitos dan simbpl di berbagai budaya. Berdasarkan
penelitian ilmiah, Field Trips, bacaan serta pengalaman profesional dan
personalnya yang luas, sampai kematiannya Jung adalah seorang Penulis yang
produktif di berbagai subjek, termasuk psikiatri dan psikologi, parapsikologi,
alkemi dan agama.
Tingkatan-tingkatan psike
Jung tidak hanya membedakan kesadaran dengan ketidaksadaran, tetapi membagi ketidaksadaran
menjadi elemen personal dan kolektif. Jadi ketiga psike itu adalah :
Jung tidak hanya membedakan kesadaran dengan ketidaksadaran, tetapi membagi ketidaksadaran
menjadi elemen personal dan kolektif. Jadi ketiga psike itu adalah :
a) Kesadaran
Jung mengamati “anak mengembangkan kondisi yang pada
awalnya bersifat hewani dan tidak disadari menjadi kesadaran, yang pada awalnya
primitif, dan kemudian pelan-pelan menjadi lebih beradab”. Kesadaran adalah
sebuah fenomenon intermittent (sebentar-sebentar) ketika seseorang memasuki
ketidaksadaran setiap kali mereka pergi tidur. Pikiran sadar itu sempit karena
pikiran itu setiap saat hanya dapat menahan beberapa konten simultan. Disamping
itu, kesadaran bersifat sementara dan orang hanya bisa mendapatkan kesadaran
tentang dunia luar melalui suksesi saat-saat sadar.
-
Ego adalah pusat
kesadaran yang sangat dibutuhkan seseorang. Kadang-kadang Jung menyebutnya
sebagai ego-complex. Ego memberi seseorang perasaan identitas dan kontinuitas
dan ego juga mempunyai tugas-tugas eksternal maupun internal.
b) Ketidaksadaran pribadi
Konten ketidaksadaran pribadi mutlak bersifat pribadi.
Isinya dapat dimasukkan ke dalam dua kategori utama. Pertama, ada materi yang
kehilangan intensitasnya karena dilupakan atau direpresi. Kedua, ada materi
yang tidak pernah memiliki intensitas yang cukup untuk mencapai kesadaran,
tetapi entah bagaimana telah memasuki psike, misalnya beberapa kesan
pengindraan (sense impression). Tidak ada yang istimewa tentang kontek
ketidaksadaran pribadi dan isinya mungkin disadari. Orang berbeda dalam hal
konten ketidaksadaran pribadinya, sebagian sadar akan segala sesuatunya dan
sebagian lainnya tidak.
-
Kompleks adalah salah satu
fitur penting ketidaksadaran pribadi. Jung menemukan kompleks melalui
penelitiannya tentang asosiasi kata, yang menemukan bahwa kompleks merusak ingatan
dan menghasilkan sumbatan dalam aliran asosiasi. Kompleks adalah akumulasi
asosiasi, kadang-kadang bersifat traumatik, sehingga mempunyai konten emosional
yang kuat. Kompleks adalah konstelasi elemen-elemen psikis berisi energi yang
memiliki inti arketipe dan dapat menerobos masuk ke kesadaran, sering kali
secara otonom.
c) Ketidaksadaran kolektif
Berbeda dengan Freud yang melihat ketidaksadaran sebagai
penampung hal-hal yang direpresi, Jung menganggap lapisan ketidaksadaran yang
lebih dalam kehilangan keunikannya ketika mereka semakin jauh dari kesadaran.
Di tingkat ketidaksadaran yang terdalam terdapat gudang historis kolektif dan
universal yang isinya menjadi bagian dari umat manusia secara umum. Sementara
itu, konten ketidaksadaran pribadi berutang eksistensi pada pengalaman pribadi,
konten ketidaksadaran kolektif tidak pernah ada dalam kesadaran, tetapi
berutang eksistensi pada keturunan.
-
Archetype adalah kemungkinan
atau pola representasi yang dibawa sejak lahir. Arketipe-arketipe yang penting dalam
menentukan perkembangan kepribadian termasuk diantaranya :
·
Persona : merupakan topeng yang
dipakai manusia sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi
masyarakat serta terhadap kebutuhan archetypal
sendiri
· Anima dan animus : merupakan
elemen kepribadian yang secara psikologis berpengaruh terhadap sifat bisexual manusia. Anima adalah archetype sifat kewanitaan / feminine pada laki-laki, sedangkan Animus adalah archetype sifat kelelakian / maskulin
pada perempuan.
· Shadow : archetype
yang terdiri dari insting-insting binatang yang diwarisi manusia dalam
evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah kebentuk yang lebih
tinggi
· Self : yang secara
bertahap menjadi titik pusat dari kepribadian yang secara psikologis
didefinisikan sebagai totalitas psikis individual dimana semua elemen
kepribadian terkonstelasi disekitarnya. Self
membimbing manusia kearah self-actualization,
merupakan tujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan manusia
tetapi jarang tercapai.
Dinamika kepribadian
Psikodinamika merujuk pada aktivitas dan inter-relasi di antara berbagai bagian kepribadian atau
psike seseorang. Secara spesifik psikodinamika melibatkan pembangkitan dan transfer energi dalam
dinamika psike.
Psikodinamika merujuk pada aktivitas dan inter-relasi di antara berbagai bagian kepribadian atau
psike seseorang. Secara spesifik psikodinamika melibatkan pembangkitan dan transfer energi dalam
dinamika psike.
a) Energi psikis
Jung menekankan konsep energi psikis, yang kadang-kadang
disebut libido, sebagai analog energi fisik psikis. Semua insting, termasuk
lapar, seks dan agresi adalah ekspresi energi psikis. Energi psikis disediakan
dari lingkungan eksternal melalui indra dan perasaan seseorang. Psike adalah
sistem energi yang relatif tertutup. Energi psikis yang diambil dari
sumber-sumber internal maupun eksternal terus-menerus diubah dan diredistribusi
di antara struktur-struktur psike.
b) Oposisi
Semua energi berjalan dari oposisi, psike memiliki sebuah
polaritas batin yang merupakan prasyarat enesial untuk kehidupannya. Ketegangan
dan konflik yang timbul dari benturan dari sesuatu yang saling berlawanan
merupakan hal yang sentral bagi dinamika kepribadian Jung.
c) Kompensasi
Fungsi kompensasi adalah menyeimbangkan atau menyesuaikan
energi yang didistribusikan ke seluruh bagian psike. Sebagian besar kompensasi
adalah sebuah proses tidak sadar yang melibatkan regulasi diri aparatus psikis.
d) Terobosan konten ketidaksadaran
Energi semua konten ketidaksadaran, begitu diaktivasi,
biasanya tidak cukup untuk mendorong konten mereka ke dalam kesadaran.
Penurunan energi dalam pikiran sadar yang memungkinkan materi tidak sadar untuk
menerobos masuk ke dalam kesadaran bisa terjadi dengan dua cara. Pertama,
terdapat malfungsi pikiran sadar. Kedua, hilangnya energi ke pikiran sadar itu
bisa terjadi melalui aktivasi “spontan” konten tidak sadar, yang kemudian
bereaksi terhadap kesadaran.
e) Fungsi transenden
Adalah fungsi psikologis yang serupa dengan fungsi
sistematis dengan nama yang sama, yang terdiri atas bilangan riil dan imajiner.
Dihadapkan pada energi ketidaksadaran yang mengganggu, Jung memostulasikan
sebuah proses penyintesisan fungsi transenden yang dapat menyingkirkan beberapa
pemisahan antara kesadaran dan ketidaksadaran. Fungsi ini adalah proses
sekaligus metode yang digunakan utnuk membuat kemajuan ke arah merealisasikan
pembeberan potential for wholenes original individu (potensi individu secara
menyeluruh).
Tipe-tipe psikologis
Berikut merupakan deskripsi dari masing-masing tipe psikologis :
Berikut merupakan deskripsi dari masing-masing tipe psikologis :
a) Tipe pikiran-ekstraver : tipe ini menjadikan segala
kegiatan tergantung pada fungsi intelektual yang berorientasi pada data
objektif dalam bentuk fakta eksternal atau ide yang diterima secara umum. Jung
menyebutkan ilmuan Charles Darwin sebagai salah satu contohnya.
b) Tipe pikiran-introver : tipe ini menjadikan segala
kegiatan tergantung pada fungsi intelektual yang berorientasi pada data
subjektif. Jung menyebutkan filsuf Immanuel Kant sebagai salah satu contohnya.
c) Tipe perasaan-ekstraver : tipe ini nyaris secara
eksklusif terdiri atas perempuan yang dipandu oleh perasaan yang tampaknya
disesuaikan sedemikian rupa agar selaras dengan situasi objektif dan
nilai-nilai umum, contohnya : memilih laki-laki yang cocok untuk dicintai.
d) Tipe perasaan-introver : tipe ini didominasi oleh perasaan
subjektif dan motif mereka yang sesungguhnya tetap bersembunyi. Tipe ini
terutama terdiri atas perempuan yang dianggap sebagai “air yang tampak tenang,
namun dibawahnya mengalir deras”.
e) Tipe sensasi-ekstraver : tipe ini terdiri atas laki-laki
yang menerima kebaruan atas sesuatu yang masuk ke dalam rentang interesnya yang
didapat melalui sensasi dari luar. Dipandu oleh intensitas pengaruh objektif,
tipe ini mencakup mereka yang secara umum sensual dan mereka yang sensasinya
sangat dikembangkan secara estetik.
f) Tipe sensasi-intraver : tipe ini dipandu oleh intensitas
sensai subjektif. Tidak ada hubungan yang proposional antara objek dan sensasi
selain hubungan yang tidak dapat diprediksi dan acak.
g) Tipe intuisi-ekstraver : untuk tipe ini intuisi sebai
fungsi persepsi tidak-sadar seluruhnya diarahkan pada objek-objek eksternal.
Tipe ini menggunakan intuisi untuk memahami tentang kemungkinan terluas dalam
situasi-situasi objektif dan menemukan apa yang masih tersimpan di gudang.
h) Tipe intuisi-intraver : intuisi aneh ini menghasilkan
pemimpi, peramal, seniman dan orang bejat. Intensifikasi intuisi bisa membuat
tipe ini tidak bersentuhan dengan realitas nyata dan mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dengan orang lain.
Perkembangan kepribadian
Jung berpendapat bahwa hidup mempunyai empat tahap, yakni :
a) Masa kanak-kanak (bayi lahir sampai masa pubertas)
Jung mengibaratkan anak-anak, selama 2 atau 3 tahun
pertama kehidupan ketika mereka tidak sadar akan dirinya, berada dalam tahap
hewani. Pada masa bayi awal, psike sampai tingkat yang cukup jauh adalah psike
ibu dan setelah itu segera berisi psike ayah juga. Jung melihat bahwa asal
muasal neurosis masa kanak-kanak terutama adalah gejala-gejala kondisi mental
orang tuanya.
b) Masa muda (masa puber sampai 35-40 tahun)
Pertumbuhan pikiran manusia berjalan seiring dengan
semakin luasnya rentan kesadaran dan setiap langkah maju bisa menjadi
pencapaian yang sangat menyakitkan dan melelahkan. Selama masa muda, tuntutan
hidup mengakhiri masa kanak-kanak, misalnya transisi ke perkawinan dan karir.
Disamping itu, orang-orang muda mungkin mengalami berbagai kesulitan psikis
batiniah yang berkaitan dengan insting seksual atau perasaan rendah diri.
c) Usia paruh baya (35-40 tahun sampai usia lanjut usia)
Jung menggunakan analogi matahari yang naik hingga ke
puncak di paruh pertama hari dan kemudian turun dan berada dalam proses
menerangi dirinya. Tugas paruh pertama kehidupan menyangkut perkembangan
individu dan penggalian di dunia luar, tugas-tugas paruh kehidupan adalah
memberikan perhatian pada memahami dan mengembangkan diri secara lebih penuh.
Jung tidak menganggap pengerutan psikologis ketika mendekati masa tua ini
disebabkan oleh takut mati, tetapi oleh perubahan dasar pada psike manusia yang
terjadi di sekitar waktu itu. Usia paruh baya adalah waktu kontemplasi,
realisasi diri, dan belajar untuk hidup lebih selaraaas dengan berbagai imaji
dan simbol primordial.
d) Masa lanjut usia
Meskipun masa kanak-kanak dan masa lanjut usia berbeda,
Jung menganggap keduanya memiliki persamaan ; tenggelam dalam kejadian-kejadian
psikis tidak sadar. Pikiran dan ego anak timbul dari ketidaksadaran. Orang
lanjut usia tenggelam ke dalam ketidaksadaran dan secara progresif hilang di
dalamnya. Jung melihat masa kanak-kanak dan masa lanjut usia sebagai
tahap-tahap kehidupan tanpa masalah-masalah sadar.
Metode investigasi Jung
Jung melihat jauh melewati batasan psikologi dalam usahanya memperoleh data untuk membangun
konsepnya mengenai kemanusiaan. Ia mengumpulkan data untuk teorinya tidak hanya melalui
pemahaman menyeluruh dari berbagai disiplin ilmu, tetapi juga dari asosiasi kata, analisis mimpi,
imajinasi aktif dan psikoterapi. Informasi ini kemudian dikombinasikan dengan bacaan dari kimia
abad pertengahan (alchemy), fenomena kekuatan ghoib (occult) atau subjek lainnya dalam usahanya
menginformasikan hipotesis dari psikologi analitis.
a) Tes Asosiasi Kata
Kegunaan tes ini dalam psikologi Juangian adalah untuk membuka feeling-toned
complexes. Kompleks adalah berbagai hal individualis dan bersifat emosional
yang bergabung dan membentuk sekumpulan gambaran disekitar pusat inti
kepribadian. Dalam menggunakan tes ini, Jung menggunakan 100 kata-kata yang
dipilihdan diatur untuk menstimulus atau merangsag reaksi emosi. (Ia
menginstruksikan seseorang untuk merespons setiap stimulus kata dengan kata
pertama yang dipikirkan responden.
b) Analisis Mimpi
Maksud dari interpretasi mimpi jung adalah untuk membuka elemen dari
ketidak sadaran personal dan kolektif serta mengintegrasikannya kedalam sebuah
kesadaran untuk memfasilitasi proses realisasi diri. Terapis Jungian harus
memahami bahwa mimpi kerap kali merupakan kompensasi atau pengalihan, yaitu
perasaan dan sikap yang tidak diwujudkan dalam perjalanan hidup akan menemukan
jalannya melalui mimpi. Jung
merasa yakin bahwa mimpi menawarkan bukti keberadaan ketidak sadaran kolektif.
Mimpi ini termasuk:
-
Mimpi besar (big dreams), yang memiliki arti
khusus bagi setiap orang
-
Mimpi umum (typical dreams), mimpi yang umum
bagi kebanyakan orang
-
Mimpi paling awal yang diingat (earliest dreams
remembered)
c) Imajinasi Aktif
Metode ini dimulai dengan impresi berupa gambaran mimpi, visi, tampilan
atau fantasi milik seseorang. Orang ini kemudian berkonsentrasi hingga
impresinya “bergerak” orang ini harus mengikuti gambaran tersebut kemanapun
gambaran itu bergerak hingga akhirnya berkomunikasi dengannya. Untuk membuka
gambaran arketipe yang bermula dari ketidaksadaran.
d) Psikoterapi
Jung mengidentifikasikan empat pendekatan dasar dalam terapi, yaitu:
-
Pengakuan rahasia patogenik. Ini adalah metode
menghilakan emosi atau metode katarsis. (pasien yang memiliki kebutuhan untuk
berbagai rahasia-rahasia mereka, katarsis adalah suatu langkah yang efektif)
-
Langkah kedua melibatkan penafsiran, penjelasan dan
tekhnik menerangkan. (memberi kesempatan kepada pasien untuk mencari sendiri
pengertian mengenai penyebab neurosis mereka, tetapi pasien masih memiliki
perasaan tidak mampu untuk mengatasi permasalahan sosialnya)
-
Pendekatan yang diadopsi oleh adler, dengan memasukan
faktor pendidikan pasien-pasiennya sebagai makhluk sosial. Sayangnya menurut
jung pendekatan ini sering kali meninggalkan pasien-pasiennya hanya dalam
keadaan mampu menyesuaikan diri secara sosial dengan baik.
-
Transformasi (tambahan dari Jung). Terapis harus
menjadi orang utama yang harus diubah atau ditrasnformasi menjadi manusia yang
sehat, terutama dengan melakukan proses psikoterapi. Seorang terapis hanya
mampu membantu pasien-pasiennya setelah melakukan trasformasidengan membangun
falsafah hidup yang mapan melalui individuasi, keseluruhan atau realisasi diri.
Implikasi bagi bimbingan dan konseling
Jung dalam penerapan analisisnya terhadap proses penyembuhan tidak mengikuti model diagnosis,
prognosis, dan penanganan medis. Jung berfikir bahwa diagnosis klinis tidak ada artinya dan sifat
sejati sebuah neurosis hanya dapat memunculkan diri selama perjalanan terapi
Jung mempostulasikan empat tahap dalam proses penyembuhan analitik, yakni :
a) Confussion (pengakuan)
Mengungkap berbagai rahasia dan menentukan emosi-emosi
yang terhambat. Pengakuan katartik menyimpan konten ego yang seharusnya menjadi
bagian normalnya, dan yang mampu menjadi sadar. Akan tetapi, pengakuan
seharusnya tidak dianggap sebagai panasea.
b) Elucidation (penjelasan)
Proses menjelaskan dan menjernihkan konten yang
dibangkitkan oleh transferensi. Sebagian dilakukan dengan menganalisis
mimpi-mimpi klien, terapis menginterpretasikan dan menjelaskan apa yang
diproyeksikan klien pada dirinya.
c) Education (pendidikan)
Membantu klien untuk mendapatkann kebiasaan baru dan
adaptif utnuk menggantikan kebiasaan merusak diri terkait dengan neurosisnya.
Pada tahap ini, terapi bukan sekedar mencapai insight, namun melatih klien
untuk mengambil tindakan-tindakan yang bertanggungjawab.
d) Transformation (transformasi)
Terapis maupun klien berada dalam analisis. Dalam
hubungan pribadi di antara mereka ada faktor-faktor yang tidak dapat diukur
yang mewujudkan sebuah transformasi mutual, dengan kepribadian yang lebih kuat
dan lebih stabil yang menentukan isu finalnya.
menarik sekali pembahasannya
ReplyDeleteSemoga bermanfaat
Delete