Rudy merupakan siswa kelas X SMAN 1 di kabupaten
Kuningan.dia memiliki kebiasaan buruk yakni sering menonton video porno. Hal
ini menjadi kebiasaan yang harus dilakukannya ketika dirinya sedang mengalami
kecemasan atau dilanda sesuatu yang menyakitkan, maka pelampiasannya dengan
menonton video porno. Setelah menonton, dirinya merasakan sesuatu yang berbeda
yakni rasa semangat kembali muncul dari dirinya, lambat laun dia merasakan
ketagihan akan hal itu. Kebiasaan ini bermula semenjak dirinya masih di sekolah
dasar kelas 6, dan ketika masih anak-anak umur 5 tahun dirinya masih tidur satu
kamar dengan orang tuanya, maka terkadang ketika dirinya melihat secara tidak
sengaja orang tuanya sedang berhubungan suami istri. Meskipun pada waktu itu
Rudy belum tau maksud akan perbuatan yang dilakukan orang tuanya, namun kondisi
itu membawa dampak yang panjang bagi perkembangan dirinya, karena yang tidak
seharusnya dia lihat itu terus membekas di dalam ingatannya. Oleh karena
itulah, Rudy memutuskan untuk menemui konselor.
KONSELING
Konseling rational emotif memiliki tujuan untuk
menjadikan klien menginternalisasi suatu filsafat hidup yang rasional. Maka
langkah awal yang ditempuh konselor untuk menangani masalah Rudy dengan
menunjukkan kepada klien bahwa masalah yang dihadapinya berkaitan dengan
keyakinan-keyakinan irasional, yakni tentang video porno bisa menumbuhkan
semangat, jika tidak menonton akan membuat hidup menjadi memprihatinkan. Agar
klien mencapai kesadaran, maka konselor berfungsi sebagai kontrapropogandis
yang menantang propaganda yang mengalahkan diri yang oleh klien pada mulanya
diterima tanpa ragu sebagai kebenaran.
Konselor membawa klien untuk pindah menuju tahap
kesadaran dengan menunjukkan bahwa dirinya mempertahankan gangguan-gangguan
emosional dengan masih memiliki ketergantungan untuk menonton video tersebut.
Konselor berusaha memperbaiki pikiran-pikiran klien dan menganjurkan klien
untuk meninggalkan gagasan-gagasan irasionalnya. Karena konseling rational emotif berasumsi bahwa
keyakinan yang tidak logis itu berakar dalam sehingga kebiasaan klien tidak
bersedia mengubahnya sendiri, maka konselor harus membantu klien untuk memhami
hubungan antara gagasan yang mengalahkan diri yakni kecenderungan untuk
menonton video porno dan filsafat yang tidak realistis yakni video porno dapat
membuat dirinya bersemangat yang menjurus pada penyalahan diri.
Konselor menantang klien untuk mengembangkan filsafat
hidup yang rasional sehingga dia bisa mengjindari menjadi korban keyakinan
irasional. Bisa dilakukan dengan konselor menantang klien bahwa jika dia
menonton video tersebut, maka pemeran (aktris) dalam video yang ditontonnya itu
adalah orang yang dia cintai seperti ibunya, adik perempuan, atau calon
istrinya sedang ditonton oleh orang lain. Jika dirinya tidak mau orang yang
dicintainya menjadi pemeran (aktris) dalam video porno kemudian ditonton dan
disebarluaskan, maka hal yang sama juga yang dialami oleh pemeran dalam video
tersebut, bukankah aktris itu adalah ibu, atau adik, atau istri, atau calon
istri dari laki-laki lain. Usahakan pikiran tersebut terus muncul ketika ada
dorongan dari dalam dirinya untuk menonton video porno.
Diharapkan konselor dapat menyerang inti pikiran
irasional dan mengajari klien bagaimana menggantikan keyakinan-keyakinan dan
sikap yang irasional dengan yang rasional
Post a Comment for "Studi Kasus : Rational Emotif"
Penulis
Pendidikan
1. S1 BK (STKIPMPL)
2. S2 BK (Unnes)