ETHICAL AND PROFESSIONAL ISSUES IN GROUP PRACTICE Etika dan Isu -isu Profesional dalam Praktek Kelompok

ETHICAL AND PROFESSIONAL ISSUES IN GROUP PRACTICE

(Etika dan isu-isu Perofesional dalam Praktek Kelompok)

Mereka para anggota kelompok perlu mencari pemimpin kelompok yang profesional sesuai dengan standar keinginannya yang dapat dijadikan contoh. Diantara isu-isu etis yang berlaku di dalam bab ini merupakan hak-hak dari anggota kelompok termasuk menyetujui dan kerahasiaan yang perlu diberitahukan; Resiko-resiko psikologis dari kelompok-kelompok; antar hubungan pribadi dengan klien-klien; memasyarakatkan hubungan antar para anggota; dampak yang ditimbulkan dari kelompok, nilai-nilai yang dianut pemimpin; bekerja secara sensitif dan secara etis dengan klien-klien yang berbeda; dan penggunaan dan penyalahgunaan dalam teknik kelompok. Bahwa suatu isu pusat dalam kerja kelompok berkaitan dengan kemampuan seorang pimpinan kelompok yang menjadi wewenangnya. Dengan demikian ia perlu memberi perhatian khusus terhadap penentuan wewenangnya, terhadap patokan-patokan pelatihan profesional, dan tambahan yang berarti kepada persiapan akademis dalam menasihati kelompok. Juga isu-isu etis dalam keterlibatanyaya memimipin suatu pelatihan kelompok. Bagian terakhir menguraikan secara singkat tentang isu-isu dan kewajiban hukum malpraktek.

Terhadap respon perilaku kelompok, dalam bab ini kamu ditantang untuk membuat clarifikasi etika perubahan dan diskusi isu-isu propesional. Kamu diwajibkan agar terbiasa mengenalinya, dan terikat dengan kode etik organisasi propesinalmu, sebagai petunjuk umum. Kamu dapat belajar membuat keputusan-keputusan dalam situasi yang praktis. Kode etik sebagai kerangka kerja umum dalam berkerja, tetapi kamu harus menerapkan prinsip-prinsip pada kasus yang nyata. Asosiasi untuk spesialis kerja kelompok (1998) “Best Practice Guidelines” direproduksi di dalam manual bagi siswa untuk memahami buku ini, terutama ketika belajar bab 1 sampai 5.

THE RIGHTS OF GROUP PARTICIPANTS (Hak Dari Partisipan Kelompok)
Pengalamanku mengajarkan bahwa dalam suatu kelompok baik para angotanya ataupun ketua mereka sering tidak acuh pada hak-hak yang mendasar sebagai peserta dan tanggung-jawabnya. Sebagai pemimpin kelompok, anda bertanggung jawab untuk membantu para anggota terhadap prospektif belajar yang menjadi hak mereka. Bagian ini menawarkan suatu yang terperinci tentang daftar hak-hak ini.
A Basic Right: Informed Consent (Sesuatu yang Mendasar: Pemberitahuan Kesepakatan)
Sesuatu yang mendasar di sekitar kelompok ialah mendiskusikan diawal pertemuan, Para anggota dimungkinkan untuk terlibat aktif. Siapa yang menjadi ketua kelompok harus jujur dan tanggap terhadap membantu perkembangan anggota itu dan perlu mempercayai setiap anggota kelompok aktif dan bersifat terbuka. Kepercayaan terhadap seorang pemimpin dapat diperoleh berdasarkan kesepakatan dari semua anggota. Para anggota berhak untuk menerima informasi/penjelasan sebelum bergabung menjadi anggota suatu kelompok, dan berhak mendapatkan informasi selama pelatihan bersama kelompok. Kesepakatan penting dan perlu diberitahukan ketika diperlukan; Dalam proses kelompok kebutuhan-kebutuhan akan kelompok diajukan kepada pimpinan kelompok, jika dianggap perlu.
Pregroup Disclosures (Peyingkapan Sebelum bergabung)
Hal-hal yang dapat dilakukan para calon anggota kelompok sebelum membuat keputusan untuk bergabung dalam suatu kelompok:
Memiliki suatu statemen yang bersih jelas mengenai tujuan dari kelompok
Memahami bentuk kelompok, prosedur-prosedur, dan peraturan mainnya
Melakukan wawancara awal untuk menentukan apakah kelompok tersebut dengan pemimpinnya sesuai dengan kebutuhan mereka
Mencari informasi tentang kelompok, melalui pertanyaan-pertanyaan, dan untuk menjelajah perhatian-perhatian
Diskusikan jalannya proses kelompok, boleh sama atau tidak dengan kepercayaan dan nilai-nilai budaya dari para anggota kelompok yang ingin dimasuki
Menguraikan pernyataan sekitar pendidikan, pelatihan, dan kecakapan-kecakapan dari pemimpin kelompok
Informasi mengenai pembayaran-pembayaran dan biaya yang termasuk pembayaran-pembayaran untuk tindak lanjut suatu sesi, diperlukan; juga, informasi yang berkenaan dengan kelompok, frekuensi dan jangka waktu pertemuan-pertemuan, sasaran yang akan dicapai kelompok, dan teknik-teknik yang berlaku
Mencari informasi tentang resiko psikologis sebagai anggota dalam kelompok
Pengetahuan tentang kerahasiaan karena hukum, etika, atau pertimbangan profesional
Klarifikasikan tentang apa yang didapat dan yang tidak dalam kelompok
Pemimpin kelompok memberi bantuan pada anggota dalam mengembangkan kepribadian
Pemahaman yang jelas tentang tanggung jawab antara pemimpin dan para anggota
Diskusikan tentang hak-hak dan tanggung-jawab dari anggota kelompok
Clients’ Rights During The Group (Hak-hak Klien Sebagai Anggota Kelompok )
 Mendapat bimbingan mengenai apa yang diharapkan.
 Mendapat informasi tentang segala riset yang dilakukan oleh kelompok dan siaran ulang tv dari video audio dari setiap sesi kelompok.
 Mendapat bantuan dari pemimpin dalam menterjemahkan pelajaran kelompok dalam kegiatan sehari-hari.
 Diberi peluang untuk mendiskusikan apa yang sudah dipelajari dalam kelompok diakhir pelajaran
 Berkonsultasi dengan pemimpin kelompok tentang krisis yang muncul, ikut terlibat secara langsung, atau pengalihtanganan pada ahli lain jika pemimpin kelompok tidak mampu.
 Membuat surat catatan kepada pemimpin kelompok untuk memperkecil potensi resiko dalam kelompok; menghormati kebebasan pribadi sebagai anggota.
 Mampu menjaga kerahasiaan sebagai anggota kelompok
 Bebas menganut nilai-nilai yang diyakini ketua kelompok atau orang lain diluar kelompok
 Hak untuk diperlakukan/dihormati sebagai individu yang bermartabat.
Kekritisan menekanan para pemimpin bahwa keikutsertaannya dalam kelompok maupun tentang hak dan tanggung-jawabnya. Tanggung-jawab ini termasuk menghadiri secara teratur pertemuan kelompok, prompt, pengambilan resiko, berkeinginan untuk memperbicangkan dirinya, memberikan umpan balik, pemeliharaan kerahasiaan, dan meminta apa yang diperlukan. Sebagian dari norma-norma kelompok ini boleh dipermasalahkan oleh anggota karena latar belakang budaya yang berbeda. Sangat penting bahwa harapan-harapan para anggota kelompok perlu dijelaskan sejak dari permulaan dan dimana para anggota sudah sependapat. Tentu saja, bagian dari proses kelompok melibatkan keikutsertaan para anggota di dalam mengembangkan norma-norma akan ikut mempengaruhi perilaku mereka dalam situasi kelompok.

ISSUES IN INVOLUNTARY GROUPS (Isu-Isu Tanpa Disengaja dalam Kelompok)
Ketika keikutsertaan dinyatakan sebagai kewajiban, yang terpenting adalah bekerja dengan kelompok secara sukarela. Diperlukan usaha secara penuh dalam memberi tahu para anggota dengan tanpa disengaja terhadap sifat dan sasaran dari kelompok, prosedur-prosedur yang digunakan, hak-hak dan resposibilitas mereka, batas-batas kerahasiaan, dan apa yang berpengaruh terhadap tingkat keikutsertaan mereka dalam kelompok akan memiliki keputusan critikal tentang mereka di luar kelompok itu. Ketika tanpa disengaja oleh kelompok, para anggota harus bekerjasama untuk mendaftarkan diri dengan sukarela. Ini dilakukan searah dengan ketidaksengajaan sebagai bentuk keterikatan “Aku harus bergabung dengan kelompok.” Mereka mempunyai beberapa pilihan apakah mereka akan menghadiri kelompok atau menyetujui konsekuensi-konsekuensi yang dibuat kelompok, mereka perlu disiapkan sehubungan dengan segala konsekuensi, seperti mengusirnya dari sekolah, skorsing dalam kurun waktu tertentu, atau sedang berada dalam pengasingan.
Alternatif lain karena pemimpin kelompok akan menerima anggota kelompok yang tanpa disengaja hanya membatasi selama satu periode awal. Ada yang berkata karena segan dan merasa sekelompok pada akhirnya (berkata, setelah tiga sesi) membiarkan mereka memutuskan, apakah mereka berhasil. Para pemimpin kelompok dapat menginformasikan para anggotanya tentang bagaimana mereka menggunakan waktu di dalam kelompok. Para anggota didorong untuk menjelajah ketakutan-ketakutan dan keseganan/hambatan mereka secara penuh untuk mengambil bagian di dalam kelompok, seperti juga konsekuensinya untuk tidak mengambil bagian di dalam kelompok. Kelihatannya etika praktek memerlukan para pemimpin kelompok yang sungguh-sungguh untuk mempelajari isu-isu ini dengan klien yang dikirim pada mereka.

THE FREEDOM TO LEAVE A GROUP (kebebasan untuk meningkatkan kelompok)
Para pemimpin harus menjelaskan kebijakan yang berkenaan dengan kehadiran, menyatakan kesanggupan dalam suatu kelompok untuk sesuai sesi-sesi yang telah ditentukan, dan meninggalkan sesi jika tidak seperti apa yang diinginkan di dalam kelompok. Jika para anggota menyatakan keluar dari kelompok, maka sangat sulit untuk mengembangkan tingkat pekerjaan atau tetap mempertahankan kohesi kelompok. Topik yang tersisa dalam suatu kelompok itu harus dibahas lebih awal, dan sikap serta kebijakan pemimpin perlu dijelaskan sejak dari permulaan.

Pendapat saya, anggota kelompok mempunyai suatu tanggung jawab kepada pemimpin dan para anggota lain perlu menjelaskan mengapa mereka ingin meninggalkan. Ada sejumlah pertimbangan untuk kebijakan seperti itu. Satu hal, itu dapat mengganggu kepada anggota untuk meninggalkan tanpa mendiskusikan dengan mempertimbangkan ancaman atau hal negatif sesuai pengalaman. Jika hanya meninggalkan ketika mereka menjadi gelisah, mereka adalah nampaknya akan ditinggalkan dengan urusan yang belum selesai, dengan para anggota yang tersisa. Seorang anggota yang mengundurkan diri akan merusak kohesi dan kepercayaan dalam suatu kelompok; anggota yang tersisa akan berpikir bahwa agaknya “disebabkan” keberangkatan. Ini merupakan suatu praktek yang baik untuk mengatakan kepada anggota bahwa jika mereka perlu memikirkan penarikan atas permasalahan yang perlu dieksplorasi dalam suatu sesi. Kritis Itu menggambarkan bahwa para anggota didorong untuk mendiskusikan pengunduran diri mereka, sedikitnya dengan pemimpin kelompok.

Jika suatu kelompok counterproductive (tidak produktif) untuk perorangan, orang tersebut berhak untuk meninggalkan kelompok. Idealnya, antara pemimpin kelompok dan anggota terhadap pekerjaan melakukan kerja sama menentukan derajat tingkat itu sesuai pengalaman kelompok apakah tergolong produktif atau counterproductive. Jika, pada suatu waktu satu sama lain sepakat, para anggota masih memilih bukan untuk mengambil bagian di suatu kelompok, aku percaya bahwa mereka harus diizinkan untuk keluar sebagai anggota tanpa dipaksa oleh pemimpin dan para anggota lain.

FREEDOM FROM COERCION AND UNDUE PRESURE (Kebebasan dari paksaan dan tekanan yang tak pantas)

Para anggota layak mengharapkan untuk dihormati oleh kelompok dan tidak diperlakukan secara paksaan dan tekanan yang tak pantas dari kelompok. Bagaimanapun, beberapa derajat tingkat tekanan dari kelompok tak bisa terelakkan, dan bahkan dalam mengobati banyak kejadian. Orang-orang dalam kelompok ditantang untuk menguji kepercayaan-kepercayaan dan perilaku-perilaku yang merusak diri mereka dan didorong untuk mengenali apakah yang mereka lakukan dan menentukan apakah mereka ingin tinggal jalan yang mereka iginkan. Lebih lanjut, dalam konseling kelompok, ada tekanan bersidang untuk bicara terus terang, untuk membuat penyingkapan-penyingkapan pribadi, untuk mengambil resiko-resiko tertentu, untuk berbagi reaksi-reaksinya kepada kejadian here-and-now di dalam kelompok, dan untuk jujur dengan kelompok. Harapan semua, ini harus dijelaskan kepada anggota kelompok berpotensi selama masa penyaringan dan orientasi. Beberapa individu tidak menginginkan untuk bergabung dengan suatu kelompok jika mereka akan diharapkan untuk mengambil bagian secara pribadi. Itu adalah penting bagi para pemimpin kelompok untuk membedakan antara tekanan yang bersifat merusak dan tekanan mengobati. Orang-orang sering kali memerlukan suatu derajat tingkat tertentu dari tekanan yang menantang mereka untuk mengambil
resiko-resiko melibatkan diri secara penuh dalam kelompok.

Perlu di ingat bahwa tujuan dari suatu kelompok untuk membantu pesertanya menemukan jawaban sendiri, bukan untuk memaksa mereka untuk melakukan apa yang kelompok pikirkan berupa latihan yang sesuai. Para anggota mudah diperlakukan kepada ketertarikan yang tidak berguna jika mereka bersifat badgered untuk bertindak dengan cara tertentu. Para anggota boleh juga dipaksa untuk ambil bagian dalam berlatih komunikasi atau bukan latihan lisan atau latihan-latihan nonverbal yang dirancang untuk interaksi mempromosikan diri. Yang penting para pemimpin harus sensitip pada nilai-nilai yang dianut para anggota untuk mengambil bagian di dalam kelompok saat berlatih. Para pemimpin harus membuatnya merasa benar-benar bisa diterima karena para anggota perlu menyangkal dengan menyebutkan opsi ini pada suatu waktu, ketika dianggap sesuai. Lebih lanjut, ini merupakan suatu praktek yang baik untuk para pemimpin kelompok dalam mengajar semua anggota tentang bagaimana caranya membalas tekanan kelompok yang tak pantas.

THE RIGHT TO CONFIDENTIALITY (Hak untuk kerahasiaan)

Kerahasiaan adalah suatu isu etis pusat di dalam konseling kelompok, dan itu adalah satu kondisi penting untuk kerja kelompok yang efektif. Asosiasi Konseling Amerika (2005) ACA membuat statemen Kode Etik mengenai kerahasiaan di dalam kelompok-kelompok: “di dalam kerja kelompok, penasihat-penasihat menjelaskan arti penting dan parameter-parameter kerahasiaan untuk kelompok khusus yang dimasuki”. Sebagai seorang pemimpin, anda diwajibkan untuk memelihara kepercayaan dari anggota kelompok, tetapi anda harus responsif tambah mengesankan oleh anggota, perlu memelihara sifat kerahasiaan apapun juga yang diungkapkan di dalam kelompok. Dalam hal ini menambah penguatan dalam perjalannya, dari awal wawancara penyaringan sampai sesi kelompok berakhir. Jika dasar pemikiran untuk kerahasiaan diperkenalkan dengan jelas kepada masing-masing individu selama wawancara pendahuluan; kembali untuk menggolongkan secara keseluruhan di sesi awal, ada lebih sedikit kesempatan bahwa para anggota akan sungguh-sungguh mempercayainya. Kerahasiaan sering di pikirkan orang ketika menyatakan diri untuk bergabung dalam suatu kelompok, dengan demikian hal tersebut akan berjalan dengan semestinya.
Suatu praktek yang baik untuk mengingatkan peserta-peserta dari waktu ke waktu dari bahayanya akibat tak hati-hati menyatakan kepercayaan. Pengalaman mengajar aku bahwa para anggota jarang menggosip/dengki tentang kelompok mereka. Bagaimanapun, orang-orang cenderung berbicara lebih dari (sekedar) di luar kelompok itu dan tanpa disadari dapat menawarkan informasi tentang para anggota yang tidak mungkin diungkapkan. Jika kerahasiaan terjaga dengan baik sepertinya pokok materi dicussed berjalan secara penuh dalam sesi kelompok.

Di dalam kelompok-kelompok di lembaga/kantor, para agen, dan sekolah-sekolah, di mana para anggota mengetahui dan mempunyai seringnya kontak satu sama lain di luar kelompok, kerahasiaan menjadi teramat penting dan lebih sulit untuk dipelihara. Sama sekali tidak mungkin untuk memastikan bahwa anggota kelompok akan menghormati keyakinan-keyakinan dari orang lain. Sebagai pemimpin kelompok, anda tidak bisa menjamin kerahasiaan di suatu kelompok karena sama sekali tidak mungkin anda dapat mengendalikan anggota menyimpan masalah yang bersifat pribadi. Bagaimanapun, anda dapat mendiskusikannya, tentang pentingnya memelihara kerahasiaan, mempunyai kontrak-kontrak tanda para anggota menyetujuinya, dan diberi sanksi bagi mereka yang melanggar. Jika para anggota merasakan bahwa anda memegang kerahasiaan dengan serius, suatu kemungkinan besar bahwa mereka juga akan memperhatikan kerahasiaan dimaksud. Pada akhirnya, para anggota akan menghormati kerahasiaan dan memeliharanya.

Para anggota mempunyai hak untuk mengetahui setiap perekaman-perekaman siaran ulang tv atau dari video audio yang dibuat dari sesi-sesi kelompok, dan tujuan serta kegunaannya. Ijin ditulis harus dijamin aman sebelum merekam setiap sesi. Jika tape-tape akan digunakan untuk tujuan riset atau akan memberikan kritik bagi seorang penyelia atau para siswa lain di suatu sesi pengawasan kelompok, dan anggota juga mempunyai hak untuk menyangkalnya.

Exceptions to confidentiality (Pengecualian terhadap kerahasiaan)
Aspek lain dari kerahasiaan bahwa menggolongkan para pemimpin perlu menunjuk sejak dari permulaan dari suatu kelompok adalah batas dari kerahasiaan. Sebagai contoh, para pemimpin dapat menjelaskan kepada para anggota ketika mereka menurut hukum diperlukan untuk merinci kerahasiaan. Para pemimpin dapat menambahkan bahwa mereka dapat meyakinkan kerahasiaan di part mereka sendiri tetapi bukan pada pihak para anggota yang lain. Tidak mungkin mendorong para anggota pada hal-hal yang bersinggungan dengan kerahasiaan.

ACA (2005) Kode etik untuk identifikasi pengecualian terhadap kerahasiaan yang perlu dipahami anggota:
Persyaratan umum bahwa konselor wajib menyimpan rahasia untuk melindungi klien-klien, tetapi boleh diungkap bila berkepentingan dengan ketentuan hukum yang menuntut informasi dimana kerahasian harus diungkapkan. Konselor consult dengan para profesional yang lain tidak boleh ragu-ragu menyangkut kebenaran dari suatu perkecualian.

Ini merupakan suatu kebijakan yang baik untuk pekerja kelompok pada statemen tertulis dalam pengaturan masing-masing anggota terhadap batasan-batasan kerahasiaan dan memerinci situasi khusus yang memerlukan pelanggaran kepercayaan. Straightfor-wardness dengan para anggota disampaikan sejak awal untuk menciptakan kepercayaan karena para anggota bisa mengetahui kegunaannya.

Tentu saja, bagi pemimpin kelompok akan mempunyai satu dampak bagi praktek mereka.
(ASGW, 1998). Penasihat menurut hukum diperlukan untuk melaporkan ancaman-ancaman klien-klien yang mungkin merugikan diri mereka atau orang lain. Persyaratan meliputi kasus-kasus dari anak yang melecehkan atau melalaikan, hubungan seks antar saudara, atau penganiayaan anak, pelecehan orang lebih tua, dan pelecehan orang dewasa. mengambil satu kasus yang ekstrim, jika satu anggota kelompokmu mengancam untuk melukai/merugikan orang lain, anda mungkin harus tengok penyeliamu atau para rekan kerja lain, yang diharapkan peringatan dari korban, dan bahkan memberitahu aparat berwajib. Ancaman itu tidak perlu melibatkan yang lain; klien-klien boleh memperlihatkan perilaku bahwa anda perlu bertindak untuk mengevaluasi dan mungkin mereka perlu dingopname.

Sebagai pemimpin kelompok pada suatu lembaga; institusi sistem atau suatu rumah sakit psikiatris, anda diperlukan lebih dari (sekedar) penasihat; sebagai contoh, anda mungkin harus merekam perilaku-perilaku anggota dalam file tertentu. Pada waktu yang sama, tanggung jawab mu kepada klien-klien mu diperlukan untuk menginformasikan pada mereka bahwa anda sedang merekam dan menyampaikan informasi tertentu. Secara umum, anda akan menemukan dan mempunyai suatu kesempatan yang lebih baik tentang perolehan kerjasama anggota kelompok, dengan demikian meletakkan kamu di dalam posisi keyakinan terhadap pelanggaran mereka.

Confidentiality With Minors (Kerahasiaan Dengan pelengkap)
Suatu kelompok anak-anak di suatu pengaturan sekolah, kita perlu peduli untuk memastikan bahwa apa yang terjadi dalam kelompok bukan untuk didiskusikan dalam kelas atau di tempat bermain. Jika anak-anak mulai memperbicangkan tentang anggota lain di luar kelompok, ini akan merusak kemajuan dan kohesi kelompok. Seperti kasus orang dewasa dan anak remaja, anak-anak memerlukan pengetahuan untuk diperlakukan dengan rasa hormat. Para pemimpin kelompok harus hati-hati di dalam memperbicangkan tentang anak-anak kepada guru dan pengurus-pengurus. Mereka perlu mengelompokkan anak-anak dengan menjelaskan sekitar rahasia yang perlu dijaga dan apa yang bisa dibagi dengan personil sekolah.
Kerahasiaan merupakan prasyarat untuk memenuhi tujuan-tujuan, dan bukan melanggar kepercayaan. Kadang-kadang mungkin berguna bagi orang tua yang mau memberi informasi tentang anak mereka tanpa melakukan pelanggaran kepercayaan. Satu praktek akan bermanfaat untuk melindungi keleluasaan pribadi dalam kelompok sebagai umpan balik bagi orang tua dan anak atau kedua-duanya. Dengan demikian anak tidak akan merasa ragu terhadap kelompok, integritas pemimpin dalam rangka memelihara penyingkapan pribadi. Para pemimpin kelompok mempunyai suatu responsibilitas di dalam kelompok-kelompok bahwa melibatkan anak-anak dan remaja agar selalu menjaga kerahasiaan. Konselor penting berkerjasama dengan orang tua dan para pengawal seperti juga memberi kepercayaan pada orang-orang muda. Ini juga berguna sebagai pelengkap, bahwa mereka bisa berbuat serta memahami, sekitar sifat, tujuan-tujuan, dan batasan kerahasiaan. Secara ringkas, para pemimpin kelompok akan berhasil mengingatkan para anggota untuk meningkatkan perhatian mereka tentang kerahasiaan dan bila perlu diskusikan sesuai pikiran mereka.

THE ISSUE OF PSYCHOLOGICAL RISKS IN GROUPS (Issu Resiko Psikologis dalam Kelompok)

Kelompok katalisator-katalisator tangguh dapat merubah pribadi, dan mereka bisa menyikapi resiko-resiko terbatas bagi anggota kelompok. Sifat alami dari resiko dapat menyebabkan gangguan dan hidup berubah, konfrontasi yang bersifat merusak dan bermusuhan, kambing makan bunga, dan sosialisasi yang berbahaya antar anggota dan pemimpin merupakan pokok bagian ini. Tidak realistis bahwa suatu kelompok tidak akan memunculkan resiko-resiko, karena semua pelajaran penuh arti dalam hidup orang dan itu pasti memiliki resiko. Oleh karena itu, kita perlu untuk menjaga hasil-hasil negatif yang berpotensi dalam suatu kelompok. Ini adalah tanggung jawab etis pemimpin kelompok untuk memastikan bahwa anggota kelompok prospektif menyadari potensi negatif dari assosiasi untuk mengambil setiap tindakan pencegahannya dengan berbagai resiko-resiko.

(ACA, 2005) menetapkan “Di suatu penyetelan kelompok, penasihat-penasihat layak hati-hati untuk melindungi klien secara fisik, secara emosional, atau trauma psikologis”. Hal ini termasuk mendiskusikan dampak potensial tentang perubahan hidup dan membantu anggota kelompok menjelajah kesiap-siagaan mereka yang berhubungan dengan perubahan. Suatu harapan minimal adalah menggolongkan para pemimpin mendiskusikan dengan para anggota yang mememungkikan dan tidak memungkinkan dari suatu kelompok, bahwa mereka mempersiapkan para anggota dengan setiap permasalahan bahwa dia akan berkembang karena pengalaman kelompok, dan bahwa mereka waspada terhadap ketakutan-ketakutan dan keengganan para anggota.

Cara mengurangi resiko-resiko ini termasuk mengetahui batas-batas anggota, menghormati permintaan-permintaan, mengembangkan satu gaya invitational sebagai lawan seperti gaya diktator atau yang agresif, menghindari konfrontasi-konfrontasi menguraikan pengikisan perilaku dibanding membuat penilaian-penilaian, dan firasat memperkenalkan cara yang bersifat sementara.

Beberapa permasalahan para pemimpin kelompok dapat memperingatkan para anggota dan meminimalisirnya:
1. Para anggota harus dibuat sadar akan kemungkinan bahwa keterlibatan dalam suatu kelompok (atau usaha terapi manapun) dapat mengganggu kehidupan mereka. Ketika para anggota jadinya di dalam secara mengerut diri sendiri, sadar, mereka boleh mengubah hidup mereka, meski pada akhirnya bersifat membangun, dapat menciptakan huru-hara dalam perjalannya.
2. Adakalanya satu anggota dijadikan sebagai kambing hitam dari kelompok. Pemimpin kelompok harus mengambil langkah-langkah pasti berhubungan dengan kejadian-kejadian seperti itu.
3. Konfrontasi, merupakan alat yang tangguh dan berharga dalam setiap kelompok, dapat disalahgunakan, terutama ketika bila bersifat merusak. Intervensi-intervensi yang mengandung pelajaran, taktik pemimpin yang konfrontatif, dan mendorong anggota pada batas-batas mereka, sering kali menghasilkan hasil-hasil negatif.

Akhirnya kembali pada pemimpin (dan para anggota juga) harus berjaga terhadap perilaku yang dapat menimbulkan suatu resiko psikologis secara serius terhadap peserta-peserta kelompok. Mereka dapat mengajar para anggota bagaimana caranya memperbicangkan tentang diri mereka dan reaksi-reaksi yang muncul pada suatu pola perilaku tertentu seorang anggota.

THE ETHICS OF GROUP LEADERS’ ACTIONS (Etika Tindakan Pimpinan Kelompok)
Menjadi praktisi kelompok menuntut kepekaan sesuai dengan kebutuhan para anggota kelompokmu, nilai-nilai dan teknik-teknikmu dapat mengendalikan mereka. Itu juga menuntut satu kesadaran dari masyarakat terhadap standar-standar praktek, kebijakan-kebijakan dari agen di mana kamu bekerja, dan status hukum dalam mengurus konseling kelompok. Di dalam profesi-profesi kesehatan jiwa secara umum, ada suatu kecenderungan terhadap tanggung-jawab dan praktek yang bertanggung jawab. Lulusan memprogram diri dalam menasihati dan karya sosial terus meningkat dengan memperhatikan etika dan hukum.

Hampir semua dari organisasi-organisasi profesional terus mencatat ketika para anggota menyatakan bahwa mereka harus dianugerahi standars umum tentang dampak penyesuaian terhadap penyimpangan dari standars dalam praktek mereka. Organisasi-organisasi ini menyatakan dengan tegas bahwa para profesional akan menghindari penghisapan hubungan terapi, tidak akan merusak kepercayaan, ini penting bagi suatu hubungan terapi, dan akan menghindari hubungan-hubungan rangkap yang menghalangi tujuan-tujuan primer dar terapi. Pada umumnya, tanggung jawab moral mencoba mengingatkan untuk tidak mencampur hubungan sosial atau hubungan pribadi dengan keprofesionalan mereka dan yang terpenting menekan serta memelihara batasan-batasan yang sesuai.

Penasihat-penasihat kelompok perlu menyadari penyalahgunaan peran dan kewenangan mereka terhadap kebutuhan-kebutuhan pribadi atas biaya klien-klien. Ketika para pemimpin kelompok dihadapkan dengan kebutuhan-kebutuhan pribadi pada kewenangan dan gengsi atas biaya para anggota, mereka telah melakukan pelanggaran etis. Peran dari para pemimpin adalah untuk membantu para anggota untuk menemukan tujuan mereka, bukan menjalin pertemanan dengan klien-klien mereka. Tentu saja, para pemimpin yang mengembangkan hubungan-hubungan seksual dengan anggota kelompok telah bertindak sesuatu yang tak pantas.

SOCIALIZING AMONG GROUP MEMBERS (Memasyarakatkan antar anggota kelompok)
Apakah sosialisasi antar anggota kelompok merintangi atau memudahkan proses kelompok?. Perhatian ini dapat menjadi satu isu etis jika para anggota membentuk persekongkolan-persekongkolan dan gosip tentang orang lain di dalam kelompok atau jika mereka sedang membentuk kelompok dan membicarakan tentang hal-hal terbaik untuk dipelajari dalam pertemuan kelompok. Jika agenda-agenda yang tersembunyi mengembangkan melalui berbagai sub-sub kelompok di dalam kelompok, ada kemungkinan bahwa kemajuan dari kelompok dimasa yang akan datang terhenti. Kecuali jika agenda tersembunyi itu dibawa kepermukaan, dan besar kemungkinan banyak anggota tidak akan mampu menggunakan kelompok therapeutically atau menemukan sasaran pribadi mereka.

Yalom (2005) bahwa memelihara suatu kelompok ilmu pengobatan mengajarkan orang-orang bagaimana caranya membentuk hubungan-hubungan yang menyentuh hati tetapi tidak menghasilkan hubungan-hubungan pribadi. Ia juga menunjuk ke luar bahwa pertemuan para anggota di luar kelompok mempunyai suatu tanggung jawab untuk membawa informasi tentang pertemuan mereka ke dalam kelompok. Setiap jenis dari sosialisasi out-of-group bahwa interveres dengan berfungsi kelompok itu sebagai counterproductive dan harus ditakut-takuti.

Dalam beberapa hal, out-of-group kontak dan sosialisasi dapat menguntungkan. Dari perspektif terapi kelompok pejuang hak wanita, out-of-group sosialisasi tidak dipandang sebagai hal yang berbahaya. Ini benar terutama jika anggota memilih secara hati-hati dan mampu mengatur out-of-group kontak sehingga mampu bekerja sesuai minat mereka sendiri dan memberikan sesuatu yang terbaik untuk kelompok secara keseluruhan. Selama kontak out-of-group, para anggota sering kali mempunyai peluang untuk berhubungan dengan lain dengan cara aman. Jika para anggota mengenali perangkap-perangkap tentang keluar dari sosialisasi kelompok, dan jika mereka mau membawa kelompok untuk mendiskusikan cara mengatasi out-of-group, mereka sungguh telah belajar bagaimana cara yang aman dan produktif dalam mengatur sosialisasi kelompoknya.

Salah satu cara terbaik untuk pemimpin kelompok dalam mencegah hal-hal yang tidak sesuai dan sosialisasi counterproductive antar anggota kelompok perlu mendiskusikan isu ini. Tepat sekali terutama waktu mempelajari dampak negatif tentang pembentukan persekongkolan-persekongkolan, sepertinya kelompok sedang tidak memperoleh hasil atau ketika para anggota tidak mau membicarakan reaksi-reaksi mereka satu sama yang lainnya. Para anggota itu dapat diajar bahwa apa yang mereka tidak katakan di dalam kelompok sebagai kekuatan diri sendiri dan baik sekali untuk mencegah kelompok mereka dari pencapaian setiap tingkat kohesi.

THE IMPACT OF THE LEADER’S VALUES ON THE GROUP (Dampak dari Nilai-Nilai yang Dimiliki Pimpinan Kelompok)

Nilai-nilai pemimpin adalah sebagai sumber dalam memainkan suatu peran. Kesadaran dari mu bagaimana nilai-nilai mu mempengaruhi gaya kepemimpinanmu dengan sendirinya sebagaisumber dari isu etis. Anda bisa di bawah kesan perilaku ideal yang netral dan memelihara nilai-nilai fungsi kepemimpinanmu. Meski itu bukanlah fungsimu yang tepat untuk membujuk klien-klien agar menerima sistem nilai tertentu, yang sesuai dengan nilai-nilai mu sendiri dan bagaimana nilai-nilai mu mempengaruhi intervensi-intervensi yang anda buat di suatu kelompok.

Hargai muatan isu-isu yang sering dibawa suatu kelompok, agama, spritualitas, pengguguran, perceraian, dan perjuangan keluarga, sekedar suatu pandangan. Tujuan kelompok untuk membantu klasrifikasi para anggota terhadap kepercayaan mereka dan menguji opsi yang persis sama dan sebangun dengan sistim nilai mereka sendiri. Konseling kelompok bukan suatu forum di mana para pemimpin memaksakan pemikiran; falsafah mereka bagi para anggota; untuk membantu para anggota dalam mempelajari nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan mereka yang berbudaya.

Ada suatu perbedaan yang riil antara yang mengesankan dan mengunjukkan nilai-nilainya. Sebagai pemimpin kelompok, ketika anda memaksakan nilai-nilaimu, anda sedang mempertunjukkan rasa kurang hormat untuk integritas para anggota. Mengharapkan para anggota untuk mengadopsi nilai-nilai mu memberi mereka pesan bahwa mereka tidak mampu menemukan suatu satuan nilai-nilai yang penuh arti dan bertintak pada mereka dengan sendirinya. Ketika anda mengungkapkan; menyingkapkan nilai-nilai mu, di dalam kontras, para anggota bebas untuk menguji pemikiran mereka sendiri melawan terhadap latar belakang kepercayaan mu, tetapi mereka masih dapat membuat aneka pilihan sendiri tanpa beban rasa bersalah bahwa mereka tidak menemukan harapan-harapan Anda.

Anda perlu menjelaskan tentang nilai-nilai mu sendiri dan sasarannya ketika bekerja dengan nilai-nilai yang berbeda dari milikmu. Mereka harus memonitor countertransference dan mengenali bahayanya meniru-niru individu atas dasar; ras, etnisitas, jenis kelamin, usia, atau identitas seksual.Para anggota dilayani jika mereka belajar untuk mengevaluasi perilaku mereka sendiri untuk menentukan bagaimana mereka bekerja. Jika mereka datang kepada perwujudan bahwa apa yang mereka lakukan, mereka tidak melayani dengan baik, itu artinya anda menantang mereka untuk mengembangkan alternatif bertindak yang memungkinkan mereka menjangkau sasaran. Kelompok adalah tempat ideal para anggota untuk menilai derajat tingkat perilaku mana mereka konsisten dengan nilai-nilai mereka sendiri. Mereka mendapat umpan balik, namun tetap menjadi tanggung jawab mereka untuk membuat keputusan-keputusan mereka sendiri.

ETHICAL ISSUES IN MULTICULTURAL GROUP COUNSELING
Becoming Aware Of Your Cultural Values (Menyadari Nialai-Nilai Budaya Sendiri)
Johnson, Torres, Coleman, and Smith (1995) Menuliskan isu-isu bahwa penasihat-penasihat kelompok mungkin memerlukan mereka untuk mencoba memudahkan konseling yang berbeda secara kultural kelompok. Pengarang-pengarang ini menunjuk bahwa anggota kelompok pada umumnya membawa dengan nilai-nilai mereka, kepercayaan-kepercayaan, dan prasangka-prasangka, dengan cepat menjadi penting di suatu keadaan kelompok. Suatu konseling kelompok multicultural baru pada proide tingkat komunikasi antar para anggota. Ini dapat sebagai penolong dalam membantu para anggota dalam menantang klise mereka dengan menyediakan informasi akurat tentang individu. Tujuan lain suatu kelompok yang berbeda mempromosikan pemahaman, penerimaan, dan kepercayaan antar para anggota berbagai kelompok-kelompok budaya yang berbeda. Karena para pemimpin kelompok memudahkan pengertian dan menyetujui adanya kelompok yang berbeda, adalah penting bahwa mereka perlu menyadari penyimpangan-penyimpangan mereka dan bahwa mereka sudah menantang klise mereka sendiri.

Transcending Cultural Encapsulation (Melebihi Penampungan Budaya)
Penampungan budaya suatu perangkap yang potensial bahwa semua penasihat kelompok lemah. Jika anda menerima gagasan di mana nilai-nilai budaya tertentu dianggap tertinggi, anda perlu membatasi diri anda dengan menolak untuk mempertimbangkan. Jika anda menguasai visi terowongan budaya, anda mungkin salah menafsir pola-pola dari perilaku yang dipertunjukkan oleh anggota kelompok dalam kultural yang berbeda dari anda. Kecuali jika anda memahami nilai-nilai kultur-kultur yang lain, anda mungkin salah paham pada klien-klien ini. Jika anda mampu menghargai perbedaan-perbedaan budaya dan tidak mengaitkan perbedaan-perbedaan seperti itu dengan keunggulan atau dengan sifat rendah diri, anda dapat meningkatkan daya akal secara psikologis.

Penampungan budaya, atau pemikiran kampungan, dapat menyedihkan kedua-duanya anggota kelompok dan pemimpin kelompok. Ketika penasihat-penasihat kelompok, kita harus menghadapi penyimpangan-penyimpangan kita sendiri seperti juga mereka ri para anggota. Kultur khusus tentang pengetahuan suatu latar belakang klien-klien mestinya tidak membawa konselor untuk meniru-niru klien. Para pemimpin kelompok berkompeten budaya mengenali kedua perbedaan antar kelompok-kelompok dan perbedaan-perbedaan dalam kelompok. Ini penting bahwa anda merasa menghindari individu hanya sebagai merasa memiliki suatu kelompok. Sungguh, perbedaan-perbedaan antara individu di dalam suatu kelompok sering lebih besar dari perbedaan-perbedaan di antara berbagai kelompok-kelompok

(Pedersen,2000) Tidak semua Orang Amerika yang asli mempunyai experinces yang sama, atau pun melakukan semua orang Afrika Orang Amerika, orang asia, wanita-wanita, lebih tua orang-orang, atau para penderita cacat. Adalah penting untuk menjelajah perbedaan-perbedaan individu antar anggota kelompok budaya sama dan bukan untuk membuat anggapan umum yang berdasarkan pada kelompok perorangan. Individu di dalam suatu kultur boleh memperlihatkan variasi dari norma-norma yang berbeda.
Nilai-nilai tradisional ini dibagi bersama oleh kelompok-kelompok budaya yang lain. Sebagai contoh, latinos menekankan familismo, yang menekankan saling ketergantungan atas kemerdekaan, keanggotaan atas konfrontasi, dan kooperasi atas kompetisi.

USES AND MISUSES OF GROUP TECHNIQUES (Penyalahgunaan Teknik-teknik Kelompok)
Di dalam memimpin kelompok-kelompok, adalah penting bahwa anda mempunyai suatu dasar pemikiran yang jelas untuk masing-masing teknik yang anda gunakan. Ini adalah satu bidang di mana teori adalah suatu pemandu yang bermanfaat untuk praktek. Ketika Anda akan lihat, 11 teori utama buku ini dengan banyak strategi dan teknik-teknik terapi. Teknik-teknik seperti itu bermakna untuk meningkatkan kesadaran, untuk perubahan-perubahan, atau untuk mempromosikan eksplorasi dan interaksi. Mereka pasti dapat digunakan secara etis dan therapeutically, namun mereka dapat disalahgunakan.

GROUP LEADER COMPETENCE
Determining One’s Own Level of Competence (Menentukan tingkat Kewenangan)
Anda perlu memikirkan pertanyaan-pertanyaan seperti dibawah ini:
• Apakah aku berkwalitas dalam pendidikan dan pelatihan untuk memimpin kelompok khusus ini?
• Apa ukuran-ukuran yang dapat aku tentukan terhadap derajat tingkat wewenangan?
• Bagaimana kemungkinan aku mengenali batasan-batasan dari ke wewenanganku?
• Jika aku bukanlah sama berkompeten sepertinya aku ingin sebagai kelompok pekerja, secara rinci apa kalengkapan aku ?
• Bagaimana mungkin aku melanjutkan untuk meningkatkan mutu pengetahuan, ketrampilan dan kepemimpinan ku?
• Apa teknik-teknik yang dapat secara efektif mempekerjakan aku?
• Dengan klien-klien macam apa Aku bekerja dengan baik?
• Dengan Siapa, Apakah Aku bekerja palingbaik/sedikit baik, dan mengapa?
• Kapan dan bagaimana caranya aku perlu menunjuk klien-klien?
• Kapan aku perlu untuk bicarakan dengan para profesional lain?
Kemampuan/wewenang profesional bukanlah secara tiba-tiba dengan segera dan itu adalah satu proses pengembangan yang berkelanjutan untuk jangka waktu karier. ” Petunjuk Praktek Terbaik ” (ASGW, 1998), yang direproduksi di dalam Student Manual for Theory and Practice of Group Counseling, menyediakan beberapa usul umum untuk meningkatkan kemampuan/wewenang sebagai kelompok pekerja:
• Tingkatkan arus kemampuan-kemampuan pengetahuan dan peningkatan ketrampilan mu melalui aktivitas seperti pendidikan berkesinambungan, pengawasan, dan keikutsertaan di dalam aktivitas pengembangan profesional dan pribadi.
• Menjadi terbuka bagi bantuan profesional untuk konflik-konflik, permasalahan pribadi bahwa boleh merusak penghakiman atau kemampuan profesional mu untuk memudahkan suatu kelompok.
• Gunakan konsultasi dan pengawasan untuk memastikan efektifitas mempraktekkan ketika anda bekerja dalam kelompok di mana anda perlu untuk memperoleh lebih banyak kemampuan-kemampuan pengetahuan dan ketrampilan.
Professional Training Standards for Group Counselors (Standar Pelatihan Profesional untuk Konselor Kelompok)

ASGW (2000) “Professional Standars for The Training of Group Work”:
1. Task and work groups: Suatu fitur tugas dan kelompok kerja mengaplikasi prinsip-prinsip ilmu dinamika kelompok dan proses-proses seperti pemecahan masalah kelompok secara kolaboratif, membentuk regu, dan konsultasi pengembangan program. Pelatihan spesialis ini sedikitnya 30 jam pengalaman dalam memimpin atau co-leading suatu kelompok.
2. Psychoeducational groups: pressentasi dan diskusi membangun informasi faktual dan ketrampilan sesuai dengan rencana dalam berlatih. Pelatihan spesialis kelompok melibatkan kursus bidang yang luas dari psikologi masyarakat, promosi kesehatan, pemasaran, konsultasi, dan desain kurikulum. Spesialis-spesialis memerlukan pengetahuan dalam bidang-bidang (seperti unsur pokok melecehkan pencegahan, tekanan mangement, pelatihan efektivitas orangtua, sindrom AIDS). Kekhususan ini selam 30 jam tambahan pengalaman dalam memimpin atau co-leading suatu bimbingan kelompok.
3. Group counseling: Fokus Konseling kelompok yakni pada komunikasi antar pribadi dan metoda-metoda umpan balik dan dukungan interaktip. Penasihat-penasihat kelompok perlu mengetahui pengembangan manusia dalam bidang-bidang yang lebih luas, masalah indentifikasi, dan perawatan dari permasalahan hubungan antar pribadi dan pribadi normal. Sedikitnya 45 jam pengalaman yang diawasi sebagai pemimpin atau co-leading suatu kelompok konseling.
4. Group Psychotherapy: Eksplorasi psikoterapi Kelompok terhadap perilaku yang ada, menggunakan hubungan antar pribadi dan penilaian intrapersonal, hasil diagnosa, dan penafsiran. Pelatihan spesialis untuk psikoterapi kelompok terdiri dari kursus-kursus dalam area psikologi, psychopathology, dan penilaian diagnostik untuk memastikan kemampuan bekerja. Sedikitnya 45 jam pengalaman sebagai terapi kelompok.

Three Adjuncts to the Traning of Group Counselors (Tiga tambahan dalam pelatihan Konselor kelompok)
1. Personal Counseling for Group Leaders (Konseling Pribadi untuk Pimpinan Kelompok)
Yalom (2005); bahwa eksplorasi diri sendiri yang luas diperlukan jika para magang merasa countertransference, mengenali kelemahan dan penyimpangan-penyimpangan, dan menggunakan atributes pribadi mereka secara efektif dalam kelompok-kelompok. Meski siaran ulang tv dari video, bekerja dengan asisten pimpinan, dan pengawasan semua sumber sempurna sebagai umpan balik, Yalom memelihara beberapa bentuk ilmu pengobatan pribadi adalah penting bagi pemahaman dan koreksi. Bahwa manfaat para magang kelompok sangat berpengalaman daripada menjadi klien. Pemimpin kelompok perlu menunjukkan keberanian dan kesediaan melakukan apa yang mereka harapkan bagi para anggota di dalam kelompok-kelompok.
Meningkatkan kesadaran diri sendiri sebagai alasan utama dalam memimpin suatu kelompok, anda akan menggagalkan banyak kejadian, antar para anggota dan terhadap anda. Tindakan reveral mengacu pada proses ketidak berdayaan pemimpin kelompok, perasaan atau sikap-sikap diluar kemampuan mereka. Kemampuan countertransference anda, sering kali menimbulkan tanggapan-tanggapan emosional secara sadar dan tak sadar terhadap anggota kelompok. Anda mungkin punya permasalahan pribadi yang belum terpecahkan.
2. Self-Exploration Groups for Group Leaders (Kelompok Ekplorasi diri untuk Pimpinan Kelompok)
Menjadi anggota bermacam kelompok dapat membuktikan sesuatu yang sangat dibutuhkan dari pelatihan mu sebagai pemimpin kelompok. Mengalami coutiousness sendiri, pembalasan-pembalasan, ketakutan-ketakutan, dan saat-saat gelisah di suatu kelompok, dan berjuang dengan permasalahan mu di suatu konteks kelompok, anda dapat mengalami apa yang diperlukan untuk membangun suatu kepercayaan dan kekompakan kelompok. Sebagai tambahan untuk membantu anda mengenali dan mempelajari diri sendiri konflik-konflik dan peningkatan pribadi, pemahaman, suatu perkembangan pribadi merupakan suatu alat kekuatan pengajaran. Salah satu cara terbaik untuk belajar membantu anggota kelompok di dalam perjuangan-perjuangan mereka untuk mengambil bagian sebagai seorang anggota suatu kelompok.
Hargraves, and Hundley (1977); Ditemukan dua hasil utama. Pertama-tama, siswa yang mempunyai suatu kelompok secara umum mempunyai reaksi-reaksi positif meskipun melibatkan satu kelompok yang meragukan ketertarikannya. Reaksi-reaksi siswa secara konsisten menunjukkan bahwa mereka menghargai peluang menantang ketakutan-ketakutan hubungan antar pribadi dan bahwa mereka harus mengambil resiko. Ke dua, konflik-konflik antar para anggota dan otoritas umum kelompok-kelompok yang tidak tersusun dipandang sebagai suatu pelajaran positif oleh peserta.
Para magang dapat juga belajar tentang tanggapan mereka terhadap umpan balik, daya saing mereka, kebutuhan persetujuan mereka, perhatian-perhatian yang berkompeten.
3. Ethical Issues in Training Group Counselors (Isu-isu Etik dalam Pelatihan Konselor Kelompok)
Program-program pelatihan berbeda pendapat untuk mengambil bagian di suatu kelompok opsional atau diperlukan. Keikutsertaan diperlukan dalam suatu kelompok sebagai bagian dari program pelatihan, masing-masing dapat menyajikan beberapa permasalahan etis dan praktis. Suatu isu orang gemar memperdebatkan etika di dalam persiapan pekerja kelompok dan mengkombinasikan pengalaman dan didaktis metode pelatihan.

Komponen pengalaman bersifat penting ketika mengajar kursus-kursus konseling kelompok. Ada permasalahan yang tidak bisa dipisahkan di dalam mengajar para siswa sebagaimana fungsi kelompok-kelompok dengan menyertakan mereka dalam percobaan. Pengaturan seperti itu memerlukan kesediaan diri sendiri untuk terlibat dalam penyingkapan, menjadi peserta-peserta aktif dalam laboratorium yang ada hubungan antar pribadi, dan untuk melibatkan diri secara emosional. Para magang mendapat pengalaman yang diperlukan dari tangan pertama untuk menciptakan kepercayaan. Mereka sering kali berkata bahwa mereka sudah memperoleh suatu penghargaan dan pengalaman baru dari suatu perspektif anggota kelompok.

Menilai dan mengevaluasi para siswa di dalam kursus-kursus kelompok, profesionalisme instruktur sangat penting. Praktek etis memerlukan instruktur-instruktur untuk menjelaskan secara rinci ukuran-ukuran penilaian dengan jelas. Ukuran-ukuran itu boleh berupa hasil-hasil dari laporan tertulis, presentasi-presentasi lisan, soal ujian essay, dan sasaran pengujian. Kebanyakan pendidik-pendidik konselor kelompok setuju bahwa kinerja siswa di dalam kelompok experiential tidak harus dinilai, tetapi mereka diharapkan untuk hadir secara teratur dan mengambil bagian masing-masing. Petunjuknya harus jelas sehingga para siswa mengetahui apa yang menjadi hak-hak dan tanggung-jawab mereka di awal kursus kelompok.
Anderson and Price (2001) survei tingkat keterlibatan instruktur dalam percobaan kelompok. Kira-kira 41% siswa menunjukkan bahwa instruktur mereka tidak memimpin kelompok percobaan mereka dan tidak mengamati kelompok tetapi menerima umpan balik sekitar proses kelompok atau keikutsertaan para anggota; 33% menunjukkan bahwa instruktur mereka tidak memimpin kelompok percobaan mereka tetapi kadang-kadang mengamati kelompok; 22% menunjukkan bahwa instruktur tidak memimpin, mengamati, atau menerima umpan balik tentang kelompok mereka; dan 3% menunjukkan bahwa instruktur mereka tidak memimpin kelompok sama sekali. Hasil survey itu menyatakan bahwa mayoritas para siswa (93%) percaya experiential kelompok penting bagi pengembangan-pengembangan mereka dengan para pekerja kelompok. Kebanyakan dari siswa (92%) memberikan keuntungan diri sendiri dalam keterlibatan mereka di suatu kelompok percobaan meskipun mereka merasa gelisah pada suatu waktu. Mereka juga menyatakan bahwa program-program perlu memiliki surat pengantar pada tempatnya., termasuk persetujuan pemberitahuan, persiapan kelompok, dan pelatihan diri sendiri yang dirasa sesuai.
Kottler (2004) daftar cara untuk melindungi para magang dalam satu kelompok percobaan; pemberitahuan persetujuan, sehingga para siswa mengetahui apakah mereka memasuki; atau melewati; dan tidak mengevaluasi para siswa terhadap apa yang mereka katakan dan yang tidak dikatakan. Kottler membuat satu titik yang sempurna di dalam mengajar konseling kelompok bahwa kuncinya bukanlah apa yang kita lakukan hanya bagaimana kita sedang melakukannya.

LIABILITY AND MALPRACTICE (Kewajiban dan Malpraktek)
Beberapa petunjuk bijaksana sebagai standars profesional dan etika praktek:
1. Mau menyediakan waktu yang diperlukan untuk menyaring, memilih, dan mempersiapkan para anggota kelompok.
2. Kembangkanlah secara tertulis dan diberitahukan prosedur-prosedur yang menjadi perhatian utama suatu kelompok. Beri para anggota informasi potensial kelompok yang cukup untuk membuat aneka pilihan tentang keikutsertaannya dalam kelompok.
3. Sediakan satu atmosfer dari rasa hormat atas keaneka ragaman di dalam kelompok.
4. Informasikan para anggota tentang kebijakan-kebijakan ini dan pembatasan-pembatasan hukum (seperti kebebasan kerahasiaan, kewajiban membuat laporan)
5. Tekankan pentingnya memelihara kerahasiaan sebelum kelompok dimulai dan selama kelompok hidup.
6. Batasi praktek mu kepada populasi klien, sebab anda disiapkan berdasarkan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.
7. Waspadalah atas gejala-gejala dari kelemahan psikologis dalam anggota kelompok, bahwa keikutsertaan mereka harus dihentikan.
8. Jangan menjanjikan para anggota kelompok bila anda tidak bisa. Tolonglah mereka untuk menyadari hasil usaha mereka dan komitmen akan faktor utama dalam menentukan hasil-hasil sesuai pengalaman kelompok.
9. Dalam bekerja harus memperhatikan kelengkapan, mengamankan ijin tertulis dari orang tua mereka, sekali pun ini tidak diperlukan. Selalu bicarakan dengan para rekan kerja atau para penyelia kapan pun ada satu perhatian hukum atau etika. Dokumentasikan setiap konsultasi-konsultasi.
10. Buatlah penilaian kemajuan umum atau suatu kelompok, dan mengajar para anggota bagaimana caranya mengevaluasi kemajuan mereka terhadap tujuan yang dinginkan; menyimpan catatan-catatan klinis sesuai kemajuan.
11. Belajarlah melakukan penilaian dan intervensi jika klien-klien bersikap mengancam kepada diri mereka atau orang lain.
12. Hindarilah mencampur adukkan hubungan profesional dengan sosial. Hindari keterlibatan hubungan seksual dalam bekerja dengan siapapun atau mantan anggota kelompok.
13. Siap siaga dengan reaksi-reaksi pribadi yang akan menghalangi proses kelompok, dan memonitor countertransference mu.
14. Lanjutkan membaca riset, dan penggunaan kelompok intervensi-intervensi dan teknik-teknik yang mendukung riset.
15. Milikilah suatu orientasi teoritis bahwa bertindak sebagai suatu pemandu praktek mu. Harus mampu menguraikan tujuan dari teknik-teknik, yang anda gunakan dalam kelompok-kelompok Anda

Post a Comment for "ETHICAL AND PROFESSIONAL ISSUES IN GROUP PRACTICE Etika dan Isu -isu Profesional dalam Praktek Kelompok"