Otonomi Fungsional


Otonomi Fungsional

Isi pokok pengertian

Telah disebutkan bahwa individu itu menjangkau ke masa depan dan bahwa tujuan-tujuannya merupakan factor yang menentukan bagi tingkahlakunya kini. Tetapi dalam pada itu telah dinyatakan pula bahwa sifat-sifat (traits) itu dipelajari, jadi sifat-sifat itu timbul dalam memainkan peranan\penting dalam menentukan apakah yang akan dikerjakan kini? Selanjutnya apakah sifat-sifat itu berbeda dari dorongan-dorongan yang lain yang berkembang dari nafsu primitif dan negatif ?

Bagi Allport, jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah “Ya”. Kunci daripadanya adanya perbedaan yang terdapat dalam prinsip otonomi fungsional. Pengertian yang dikemukakan Allport ini sangat terkenal, tetapi juga sangat dipertentangkan orang.

Pada pokoknya prinsip ini menyatakan, bahwa aktivitas tertentu atau bentuk tingkahlaku tertentu dapat menjadi akhir atau tujuan sendiri walaupun dalam kenyataannya mula-mula terjadi karena suatu alasan lain. Tiap tingkah laku, sederhana ataupun kompleks, walaupun mula-mula diasalkan dari tegangan organis, dapat terus berlangsung dengan sendirinya tanpa adanya factor biologis yang memperkuatnya lagi (tanpa biological reinforcement)

Dalam pada itu perlu diingat bahwa otonomi fungsional berbeda dengan pengertian umum bahwa sesuatu tingkahlaku itu, misalnya mula-mula pemburu itu berburu untuk mencari makan, kalau sudah terpenuhi, dia berburu untuk menyatakan dasar agresinya.

perumusan ini masih mengembalikan tingkahlaku itu kepada alasan primitive, atau yang dibawa sejak lahir. Otonomi fungsional menyatakan bahwa pemburu akan tetap berburu walaupun tidak ada arti instrumentalnya artinya tanpa adanya dorongan agresi atau kebutuhan-kebutuhan yang lebih pokok dari yang mendasari perbuatan itu. Jadi dapat terjadi pemburu itu berburu karena suka berburu. Dan hal itulah yang di hindari.

Sumadi Suryabrata. Psikologi Kepribadian, Hal 251-252

Post a Comment for "Otonomi Fungsional"