Menurut Ginzberg, Ginzburg, Axelrad, dan Herma (1951) perkembangan
dalam proses pilihan pekerjaan mencakup tiga tahapan,yang utama, yaitu
fantasi, tentatif dan rearistik Dua masa dari padanya, yaitu tentatif
dan rearistik, masing-masing dibagi atas beberapa tahap. Masa tentatif
mencakup usia lebih kurang 11 sampai 18 tahun (masa anak bersekolah di
SMP dan SMA) dan meliputi empat tahap, yaitu minat, kapasitas, nilai,
dan transisi. Masa realistik adalah masa usia anak mengikuti kuliah,
atau mulai bekerja. Masa ini pun bertahap, yaitu eksplorasi,
kristalisasi, dan spesifikasi.
Mengenai masa fantasi (yang mencakup usia sampai kira-kira sepuluh
atau dua beias tahun), hal ini tidak seberapa diketahui, tidak seperti
halnya kedua masa lainnya. Ciri utamanya adalah dalam memilih pekerjaan
anak bersifat sembarangan, artinya asal pilih saja. Pilihannya tidak
didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai kenyataan yang ada,
tetapi pada kesan atau khayalannya belaka. Umpamnya anak umur lima tahun
ingin menjadi tentara karena kegagahannya atau menjadi dokter karena
dokter itu umumnya bermobil mewah dan penghasilannya besar dari praktik
swasta. Anak seperti percaya bahwa ia, bisa menjadi apa saja dan ini
berdasarkan kesan yang diperolehnya mengenai orang-orang yang bekerja
atau keadaan lingkungan kerjanya.
Dalam masa tentatif pun, pilihan karier orang mengalami perkembangan.
Mula-mula pertimbangan karier itu hanya berdasarkan kesenangan,
ketertarikan atau minat, sedangkan faktor-faktor lain tidak
dipertimbangkan. Menyadari bahwa minatnya berubah-ubah maka anak mulai
menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan atau
kapasitas melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kapasitas itu cocok
dengan minatnya. Tahap berikutnya, waktu anak bertambah besar, anak
menyadari bahwa di dalam pekerjaan yang dilakukan orang ada kandungan
nilai, yaitu nilai pribadi dan/atau nilai kemasyarakatan- bahwa kegiatan
yang satu lebih mempunyai nilai daripada lainnya.
Masa transisi adalah masa peralihan sebelum orang memasuki masa
pilihan realistik. Dalam masa ini anak memadukan orientasi-orientasi
pilihan yang dimiliiki sebelumnya, yaitu orientasi minat, orientasi
kapasitas, dan orientasi nilai.
Pada tahap realistik anak melakukan eksplorasi dengan memberikan
penilaian atas pengalaman-pengalaman kerjanya dalam kaitan dengan
tuntutan sebenarnya, sebagai syarat untuk bisa memasuki lapangan
pekerjaan, atau kalau tidak bekerja, untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi. lni disebut masa eksplorasi. Penilaian yang dilakukan
terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kerja ini mengental
dalam bentuk pola-pola vokasional yang jelas. Dalam kegiatan-kegiatan
selama tahap eksplorasi, anak mungkin mencapai keberhasilan tetapi
mungkin juga kegagalan. Pengalaman-pengalaman berhasil dan gagal ini
ikut membentuk pola itu. Inilah tahap kristalisasi ketika anak mengambil
keputusan pokok dengan mengawinkan faktor-faktor yang ada, baik yang
dari dalam diri (internal) maupun yang dari luar diri (eksternal).
Adanya tekanan keadaan ini, misalnya tekanan waktu, ikut memaksa anak
untuk pada akhirnya harus mengambil keputusan. Jika tahap ini sudah
dilalui maka sampailah anak ke tahap akhir, yaitu tahap spesifikasi.
Pada tahap spesifikasi anak memilih pekerjaan spesifik, maksudnya
pekerjaan tertentu yang khusus. Misalnya, kalau anak memilih pekerjaan
bidang pendidikan, ia akan mengkhususkan pilihannya itu pada pekerjaan
guru dan bukan pekerjaan lain di bidang pendidikan, seperti konselor,
ahli media pembelajaran, pengembang kurikulum, atau pustakawan sekolah.
Di bidang keguruan, ia akan lebih khusus lagi pilihannya dengan
rnenyebutkan guru bidang studi apa (e.g. Matematika, atau Bahasa
Indonesia, atau Olah raga), di jenis dan jenjang sekolah apa (e.g. SD
atau TK, atau SMK, atau perguruan tinggi), sekolah negeri atau swasta,
dimana (di kota atau luar kota atau daerah tertentu), dan sebagainya.
Teori Ginzberg dikembangkan pada l951 berdasarkan hasil studi melalui
pengamatan dan wawancara dengan sampel yang terdiri atas jenis
laki-laki, dari keluarga yang pendapatannya di atas rerata, banyak dari
ayahnya adalah tenaga profesional dan ibunya berpendidikan tinggi. Jadi
sampelnya terbatas adanya, yang mencakup sub kelompok tertentu dari
seluruh populasi, dan menilik latar belakang sampelnya, peluang mereka
untuk memilih luas. Demikianlah, teori Ginzberg tiaat menjelaskan
pilihan karier keseluruhan populasi. Dalam hal ini mereka yang berasal
dari kalangan yang penghasilannya rendah. Di kalangan mereka ini,
anak-anaknya mungkin sudah bekerja pada umur delapan belas tahun, atau
bahkan mungkin lebih awal, karena tekanan keadaan. Dalam sampel yang
menjadi dasar teori juga tidak ada orang perempuan pada umumnya.
Teori Ginzberg mempunyai tiga unsur, yaitu proses (bahwa pilihan
pekerjaan itu suatu proses), irreversibilitas (bahwa pilihan pekerjaan
itu tidak bisa diubah atau di balik), dan kompromi (bahwa pilhan
pekerjaan itu kompromi antara faktor-faktor yang main, yaitu minat,
kemampuan, dan nilai). Teori ini kemudian pada tahun 1970, direvisi.
Proses yang semula berakhir pada awal masa dewasa atau akhir masa
remaja, kemudian dirumuskan bahwa itu tidak demikian halnya tetapi
berlangsung terus. Mengenai irreversibilitas, adanya pembatasan pilihan
tidak mesti berarti bahwa pilihan itu bersifat menentukan. Apa yang
terjadi sebelum orang berumur dua puluh tahun mempengaruhi kariemya.
Tersedianya kesempatan bisa saja menyebabkan orang berubah dalam pilihan
pekerjaannya.
Konsep kompromi juga mengalami revisi sebagai hasil temuan-temuan
risetnya. Konsep dasar tentang kompromi tetap, yaitu bahwa dalam
pemilihan pekerjaan ada unsur kompromi. Hanya saja, hal itu bukan
peristiwa sekali saja. Konsep optimisasi yang merupakan penyempurnaan
teorinya berarti bahwa setiap orang berusaha mencari kecocokan paling
baik antara minatnya yang terus mengalami perubahan, tujuan-tujuannya ,
dan keadaar yang juga terus berubah. Kompromo bersifat dinamis dan
berlangsung seumur hidup. Revisi-revisi yang didasarkan pada hasil
penelitian memberikan rumusan baru mengenai pilihan karier.
Rumusan terakhir mengatakan bahwa pilihan pekerjaan (pilihan
okupasional) itu “merupakan proses pengambilan keputusan yang
berlangsung sepanjang hayat, di mana individu terus-menerus berusaha
mencari kecocokan optimal antara tujuan karier dan kenyataan dunia
kerja”.
Rumusan yang baru dikemukakan tersebut, selanjutnya dimodifikasi
dengan diperolehnya temuan-temuan riset tambahan selama sepuluh tahun.
Rumusan terbaru berbunyi:
“Pekerjaan merupakan proses pengambilan yang berlangsung
sepanjang hayat bagi mereka yang mercari banyak kepuasan dari
pekerjaannya. Ini mengharuskan mereka berulang-ulang melakukan penilaian
kembali, dengan maksud mereka dapat mencocokkan tujuan-tujuan karier
yang terus berubah-ubah dengan kenyataan dunia kerja”
Sumber : E. L Herr dan S. H. Cramer, Career Guidance and Counseling Through the Life-Span : Systematic Approaches edisi ke-5 (1996, hlm. 208)
Post a Comment for "Teori Karir : Perkembangan Jabatan Ginzberg"
Penulis
Pendidikan
1. S1 BK (STKIPMPL)
2. S2 BK (Unnes)