Menurut John Holland (1973), individu tertarik pada suatu karier 
tertentu karena kepribadiannya dan berbagai variabel yang 
melatarbelakanginya. Pada dasarnya, pilihan karier merupakan ekspresi 
atau perluasan kepribadian ke dalam dunia kerja yang diikuti dengan 
pengidentifikasian terhadap stereotipe okupasional tertentu. 
Perbandingan antara self dengan persepsi tentang suatu okupasi dan 
penerimaan atau penolakannya merupakan faktor penentu utama dalam 
pilihan karier. Harmoni antara pandangan seseorang terhadap dirinya 
dengan okupasi yang disukainya membentuk “modal personal style”.
Orientasi kesenangan pribadi (modal personal orientation) merupakan 
proses perkembangan yang terbentuk melalui hereditas dan pengalaman 
hidup individu dalam bereaksi terhadap tuntutan lingkungannya. Sentral 
bagi teori Holland adalah konsep bahwa individu memilih sebuah karier 
untuk memuaskan orientasi kesenangan pribadinya. Jika individu telah 
mengembangkan suatu orientasi yang dominant, maka akan lebih besar 
kemungkinan baginya mendapatkan kepuasan dalam lingkungan okupasi yang 
sesuai. Akan tetapi, jika dia belum dapat menentukan pilihan, maka 
kemungkinan mendapat kepuasan itu akan hilang. Orientasi kesenangan 
pribadi yang didukung oleh lingkungan kerja yang sesuai akan menentukan 
pilihan gaya hidup individu.
Homogenitas okupasi merupakan jalan terbaik menuju selffulfillment 
dan pola karier yang konsisten. Individu yang mempunyai peran dan tujuan
 okupasional yang bertentangan dengan lingkungan akan mempunyai pola 
karier yang inkonsisten dan divergen. Holland menekankan pentingnya 
self-knowledge dalam upayanya mencari kepuasan dan stabilitas 
vokasional.
Berdasarkan konsep tersebut, Holland mengemukakan enam jenis 
lingkungan okupasional yang disenangi (modal occupational environments) 
dan enam orientasi kesenangan pribadi yang cocok dengan enam lingkungan 
tersebut, yang dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel: Gaya Kesenangan Pribadi dan Lingkungan Okupasional dari Holland
| 
Gaya Pribadi | 
Tema | 
Lingkungan Okupasional | 
| Agresif, lebih menyukai tugas-tugas pekerjaan konkret daripada abstrak, pada dasarnya kurang dapat bergaul, interaksi interpersonal buruk | 
Realistic | - Pekerja terampil seperti tukang pipa, tukang listrik, dan operator mesin. - Keterampilan teknisi seperti juru mesin pesawat terbang, juru foto, juru draft dan pekerjaan servis tertentu. | 
| Intelektual, abstrak, analitik, mandiri, kadang-kadang radikal dan terlalu berorientasi pada tugas | 
Investigative | - Ilmiah seperti ahli kimia, ahli fisika, dan ahli matematik. - Teknisi seperti teknisi lab, programmer komputer, dan pekerja elektronik. | 
| Imaginatif, menghargai estetika, lebih menyukai ekspresi diri melalui seni, agak mandiri dan extrovert | 
Artistic | - Artistik seperti pematung, pelukis, dan desainer. - Musikal seperti guru musik, pemimpin orkestra, dan musisi. Sastrais seperti editor, penulis, dan kritikus. | 
| Lebih menyukai interaksi sosial, senang bergaul, memperhatikan masalah-masalah sosial, religius, berorientasi layanan masyarakat, dan tertarik pada kegiatan pendidikan | 
Social | - Edukasional seperti guru, administrator pendidikan, dan profesor. - Kesejahteraan sosial seperti pekerja sosial, sosiolog, konselor rehabilitasi, dan perawat profesional. | 
| Extrovert, agresif, petualang, lebih menyukai peran-peran pemimpin, dominant, persuasif, dan memanfaatkan keterampilan verbal yang baik | 
Enterprising | - Managerial seperti menejer personalia, produksi, dan menejer pemasaran. - Berbagai posisi pemasaran seperti salesperson asuransi, real estate, dan mobil. | 
| Praktis, terkendali, bisa bergaul, agak konservatif, lebih menyukai tugas-tugas terstruktur dan menyukai aturan-aturan dengan sanksi masyarakat | 
Conventional | - Pekerja kantor dan administrasi seperti penjaga waktu, petugas file, teller, akuntan, operator, sekretaris, petugas pembukuan, resepsionis, dan menejer kredit. | 
Holland juga merefleksikantentang jaringan hubungan antara tipe-tipe 
kepribadian dan antara model-model lingkungan, yang dituangkan dalam 
bagan yang disebut Hexagonal Model. Model ini menggambarkan aneka jarak 
psikologis antara tipe-tipe kepribadian dan model-model lingkungan. 
Makin pendek jarak (merunut garis-garis dalam model) antara dua tipe 
kepribadian, makin dekat kedua tipe itu dalam makna psikologisnya; 
sedangkan semakin panjang jarak (menurut garis-garis dalam model), makin
 jauh kedua tipe itu dalam makna psikologisnya. Hal yang sama juga 
berlaku bagi model-model lingkungan. Misalnya, the realistic type dan 
enterprising type mempunyai kemiripan, sedangkan the investigative type 
dan enterprising type berjarak jauh yang satu dari yang lain.
Dalam proses pembuatan keputusan karier, Holland berasumsi bahwa 
tingkat pencapaian dalam sebuah karier ditentukan terutama oleh 
individual self-evaluations. Intelegensi dipandang sebagai kurang 
penting dibanding kepribadian dan minat. Lebih jauh, faktor inteligensi 
sudah tercakup di dalam klasifikasi tipe-tipe kepribadian; misalnya, 
individu yang investigatif pada umumnya cerdas dan secara alami memiliki
 keterampilan penalaran analitik dan abstrak. Menurut Holland, 
stabilitas pilihan karier sangat tergantung pada dominansi orientasi 
personal individu, yang dipengaruhi oleh lingkungannya.
Teori Holland memberikan penekanan pada ketepatan self-knowledge dan 
informasi karier yang diperlukan untuk pembuatan keputusan karier. 
Dampaknya sangat besar pada prosedur asesmen minat dan prosedur 
konseling karier. Implikasinya untuk konseling adalah bahwa tujuan utama
 konseling adalah mengembangkan strategi untuk meningkatkan pengetahuan 
tentang diri, berbagai persyaratan okupasional dan berbagai macam 
lingkungan kerja.
Post a Comment for "Teori bimbingan karir : Pilihan Jabatan John Holland"
Penulis
Pendidikan
1. S1 BK (STKIPMPL)
2. S2 BK (Unnes)