Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah

Kedudukan Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah

Bimbingan karir bukan satu kesatuan yang berdiri sendiri. Bukan pula ia suatu keistimewaan melainkan merupakan penekanan. Bimbingan dan konseling karir merupakan bagian atau salah satu wujud kegiatan atau program umum bimbingan dan konseling di sekolah. Sedangkan bimbingan dan konseling adalah bagian integral dari pendidikan, maka bimbingan dan konseling karir merupakan bagian dari penyelenggaraan kurikulum sekolah.

Berkaitan dengan pengertian diatas, maka nampak jelas bahwa bimbingan dan konseling karir mempunyai fungsi penunjang pelaksanaan kurikulum yang berlaku. Sebagai usaha pendidikan, maka bimbingan karir memusatkan perhatian utamanya pada individu siswa dan pada penciptaan situasi belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Munandir (1996:246) bahwa bimbingan dan konseling karir di sekolah untuk melayani semua siswa. Jadi, tidak hanya ditujukan untuk segolongan siswa tertentu saja, yaitu siswa yang bermasalah karir. Misalnya dalam hal mendapatkan informasi kerja, merupakan kebutuhan semua siswa, meskipun barangkali siswa tertentu tidak merasakan adanya kebutuhan akan hal tersebut.

Bimbingan dan konseling karir memiliki sejumlah layanan, seperti orientasi dunia kerja, inventarisasi pribadi, pemberian informasi karir, konseling karir dan penempatan kerja. Di antara layanan-layanan itu menurut Munandir (1996 : 147) bahwa konseling karir adalah intinya. Artinya, dalam kebanyakan kasus, semua layanan itu tertuju kepada konseling.

Dengan sifatnya sebagai usaha pendidikan, dan kedudukan sebagai bagian dari usaha umum bimbingan di sekolah, demikian juga tempatnya dalam pelaksanaan kurikulum, bimbingan karir merupakan subsistem bimbingan, subsistem pembelajaran (kurikulum) dan subsistem pendidikan.

Tujuan Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah

Secara umum tujuan  Bimbingan Karier di Sekolah sebagai berikut: “Membantu siswa dalam memahami diri dan lingkungannya dalam mengambil keputusan, merencanakan dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karier dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya”. (Sukardi,1984 : 31).

Sedangkan tujuan khusus yang menjadi sasaran pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah menurut Drs. Dewa ketut Sukardi, adalah :
  1. Siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dirinya sendiri (self konsept ), 
  2. Siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja, 
  3. Siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan kerja dalam persiapan memasukinya, 
  4. Siswa dapat meningkatkan keterampilan berpikir agar mampu mengambil keputusan tenntang jabatan yang  sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja, 
  5. Siswa dapat menguasai keterampilan dasar yang penting dalam pekerjaan terutama kemampuan berkomunikasi, berkerja sama berprakarsa dan sebagainya.
Perencanaan Karir dan Pengambilan Keputusan di Sekolah-Sekolah

Untuk menitikberatkan peluang bagi pengembangan karir siswa, sejumlah prinsip menurut Gibson & Mitchel (2011, 481-484) dapat dijadikan tujuan yang tepat dalam program konseling sekolah pada umumnya dan fase bimbingan karir pada khususnya, sekaligus menjadi kerangka umum pengembangan karir yang baik ;

  1. Semua siswa mestinya disediakan kesempatan yang sama untuk mengembangkan sebuah basis tidak bias dimana mereka bisa membuat keputusan karir mereka.
  2. Pengembangan sedini mungkin dan berkesinambungan bagi sikap positif siswa terhadap pendidikan adalah aspek yang sangat kritis.
  3. Sebagai konsekuensi dari poin-poin sebelumnya, siswa mestinya diajar untuk melihat karir sebagai cara hidup dan pendidikan sebagai persiapan bagi kehidupan.
  4. Siswa semestinya dibantu untuk mengembangkan pemahaman yang tepat tentang diri mereka dan harus dipersiapkan untuk mengaitkan pemahaman ini bagi pengembangan pribadi-sosialnya dan bagi perencanaan karir pendidikannya.
  5. Siswa di smeua jenjang harus diberikan pemahaman tentang hubungan antara pendidikan dan karir.
  6. Siswa memerlukan pemahaman tentang dimana dan kenapa mereka berada di titik tertentu dari kontinum pendidikan di waktu tertentu.
  7. Siswa di setiap jenjang pendidikan mestinya memiliki pengalaman berorientasi karir yang tepat sesuai dengan tingkat kesiapan mereka sekaligus kebermaknaan dan kerealistikannya.
  8. Siswa harus memiliki kesempatan untuk mengetes konsep, keterampilan dan peran untuk mengembangkan nilai yang dapat memiliki aplikasi karir di masa depan.
  9. Program bimbingan dan konseling karir yang dipusatkan di kelas, dengan koordinasi dan konsultasi oleh konselor sekolah, partisipasi oleh orang tua, dan kontribusi sumber daya komunitas.
  10. Program bimbingan dan konseling karir sekolah diintegrasikan menjadi pemfungsian bimbingan dan konseling dan program-program pendidikan total lembaga.
  11. Siswa harus siap mengatasi perubahan dramatis di dunia kerja yang sudah menghilangkan kebanyakan karakteristik tradisional karir di masa lalu
  12. Siswa mestinya dibantu mengembangkan kedewasaan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan karir yang efektif dan memasuki dunia kerja.
Permasalahan Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah Dasar

Perkembangan dan perubahan dunia yang sangat pesat menuntut setiap individu untuk mampu berkompetisi secara sehat. Kondisi ini memberikan pengaruh bagi kehidupan individu, baik dalam bekerja, belajar, berkomunikasi, maupun dalam memanfaatkan waktu luang. Bersama dengan hal tersebut akan terus terjadinya sebuah persaingan, baik dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia kerja, yang membuat individu harus memiliki kesadaran karir dari usia perkembangan karir yang seharusnya.

Masa kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam memberikan kesadaran terhadap pemahaman diri dan lingkungan individu. Hurlock (1994 : 146) menyebut masa anak sebagai periode krisis. Masa krisis tersebut bermula pada suatu periode ketika anak dapat membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses. Pada periode inilah anak diharapkan dapat memperoleh dasar-dasar terhadap pengetahuan dan informasi yang menunjang keberhasilan dalam menyesuaikan diri dengan orang dewasa dan dapat mempelajari berbagai hal yang baru.

Usia sekolah dasar termasuk dalam fase kesadaran karir. Menurut Super (Winkel, 1997) usia dari saat lahir sampai umur 15 tahun merupakan usia dimana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam konsep diri. Siswa sekolah dasar dibantu dalam mengenal dunia kerja dan dirinya sendiri dapat memiliki kesadaran akan pentingnya keikhlasan bekerjasama dan berbuat secara bertanggungjawab. Untuk itulah upaya-upaya pengenalan dan penyadaran diusahakan bertahap dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks.

Pendidikan dasar bertujuan memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik yang bermanfaat untuk mengembangkan kehidupannya, sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah (UNSPN dan PP No. 28 Tahun 1999). Salah satu bentuk bantuan di sekolah untuk memfasilitasi perkembangan individu adalah layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling merupakan suatu bagian integral pendidikan yang menyediakan bantuan bagi individu agar dapat berkembang secara optimal, memahami diri, lingkungan dan dapat merencanakan masa depan. Bimbingan karir merupakan bagian dari bimbingan dan konseling.

Pada usia sekolah dasar, kesadaran karir lebih ditekankan pada eksplorasi karir dan pengenalan jabatan yang ada dalam lingkungan masyarakat. Meskipun anak belum sampai kepada tahap pemilihan karir, namun pemilihan karir sangatlah dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, masyarakat, media atau factor lainnya. Pihak sekolah membantu anak didiknya dalam memperoleh informasi karir, mengenal karakteristik diri serta hubungan antara pekerjaan dan belajar dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam usaha meningkatkan kesadaran karir siswa sekolah dasar, maka penulis mencoba melakukan berbagai pendekatan yang relevan, diantaranya : memberikan informasi karir secara klasikal berbantuan Adobe Flash. Beberapa informasi yang disajikan terkait dengan profil Sekolah Lanjutan yang terdapat di Kabupaten Pringsewu beserta sarana dan prasarana yang menunjang dalam kegiatan belajar di sekolah tersebut, hal ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik sehingga mereka dapat menentukan pilihan studi selanjutnya berdasarkan kesadaran diri. Adobe Flash digunakan karena memiliki berbagai keunggulan dalam menyajikan tema tulisan, gambar dan video yang bertujuan membuat peserta didik merasa tertarik. Hal ini sesuai dengan pendapat Paramore, Hopke & Drier (dalam Gladding, 2009) bahwa membaca cerita atau menonton video tentang orang dan aktivitas tipikal mereka dalam suatu pekerjaan, juga bermanfaat untuk kesadaran karir mereka (anak usia sekolah dasar).

Pendekatan selanjutnya, peneliti melakukan study wisata ke berbagai tempat pekerjaan yang terdapat di sekitaran kabupaten Pringsewu, tempat yang akan dikunjungi sudah memiliki keberhasilan atau kesuksesan dalam karir, misalnya industri ukir kayu yang memiliki 20’an karyawan, pabrik roti, bengkel mobil, perbankan, rumah makan, dsb. Hal ini sesuai dengan pendapat Jesser (dalam Gladding, 2009) bahwa tingkat kesadaran karir anak-anak sekolah dasar dapat ditingkatkan melalui berbagai aktivitas seperti kunjungan ke berbagai industri, pabrik, bank, dst.

Bimbingan karir diperlukan sejak dini, khususnya dalam aspek kesadaran karir, dengan asumsi bahwa perkembangan dan wawasan karir pada masa tersebut akan berpengaruh pada perkembangan karir dimasa selanjutnya. Selain itu, adanya informasi karir yang bersifat bias dan kurang tepat memerlukan bimbingan karir yang terpadu di sekolah. Melalui bimbingan karir tersebut maka siswa dapat memiliki kompetensi pribadi, baik itu dalam bidang akademik, pribadi sosial, maupun karir yang berguna bagi pengembangan diri menuju masa selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, R.L & Mitcel, M.H. 2011. Bimbingan dan Konseling. Jogjakarta. Pustaka Pelajar
Hurlock B. Elizabeth. 1994. Psikologi Perkembangan “Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan”. Jakarta : Erlangga
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta : Dikti
Samuel.T.Glading. 2012. Konseling: Profesi yang Menyeluruh. Jakarta: INDEKS.
Sukardi, Dewa Ketut. 1984. Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah. Denpasar Ghalia

Post a Comment for "Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah"